Dia memprediksi angka kunjungan wisman menurun lebih tajam pada Maret 2020. Sebab, larangan berpegian sudah diterapkan di banyak Negara, karena penyebaran Covid 19 semakin luas.
Secara akumulatif, jumlah wisman Januari - Februari 2020 mencapai 2,15 juta. Angka itu menurun 11,8 % dibandingkan Januari - Februari 2019.
Baca Juga: Berikut Daftar Kereta Api di Yogyakarta yang Masih Beroperasi dan Dibatalkan Berangkat
Sementara tingkat Penghunian Kamar Februari 2020 mencapai 49,22. Angka itu turun -3,22 poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun masih meningkat 0,05 poin dibandingkan Januari 2020. “Awal Februari masih banyak orang yang menyelenggarakan acara,”ujarnya.
Kontraksi juga terlihat di perkembangan transportasi angkutan udara Februari 2020 untuk penerbangan domestik yang turun sebesar -8,08 % dibandingkan Januari 2020. Namun perkembangan transportasi udara masih mengalami kenaikan bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,17 %. Sementara untuk penerbangan internasional mengalami kontraksi -33,04 % dibandingkan Januari 2020, dan turun -19,24 % dibandingkan Februari 2019.
Baca Juga: PT Nissan Motor Indonesia Putuskan Stop Produksi Produk Datsun di Indonesia
Sementara itu BPS mencatat inflasi Maret 2020 mencapai 0,1 %. Inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga emas dan bawang bombay.
Suhariyanto mengatakan, kenaikan hanya disebabkan satu komponen, yaitu inflasi inti. Sementara harga yang diatur pemerintah justru mengalami deflasi hingga -0,03 %.
Sementara berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi disebabkan oleh perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,06 %. Hal itu dipengaruhi oleh kenaikan harga emas.
Baca Juga: Update Virus Corona di Dunia 2 April 2020, Nyaris Sentuh 1 Juta Kasus