Network
MANTRA SUKABUMI - Dalam laporan usaha yang dirilis pihak pertamina, disebutkan PT Pertamina (Persero) mencatatkan kerugian senilai USD 767.92 juta atau setara Rp11.28 triliun pada semester I tahun 2020.
Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan milik negara ini masih meraup untung USD 659.9 juta.
Dalam laporan tersebut dilaporkan kerugian diakibatkan karena total penjualan dan pendapatan usaha lainnya anjlok sebanyak 24,7 persen dari USD 25,54 miliar menjadi USD 20,48 miliar.
Baca Juga: Cair Rp2,4 juta Banpres Produktif UMKM Jokowi, Akhir Agustus ini
Baca Juga: Update Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, Rabu 26 Agustus 2020, Antam, Antam Retro, dan UBS
Kerugian Pertamina kali ini, disebabkan anjloknya penjualan semua produk utama seperti minyak mentah, gas bumi, dan lainnya.
Pada tahun ini, Pemerintah mengurangi setoran penggantian biaya subsidi ke Pertamina dari sebelumnya USD 2,5 miliar menjadi hanya USD 1,73 miliar dan tidak ada imbalan pemasaran seperti tahun lalu.
Terkait kerugian yang dialami perusahaan plat merah ini, VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, sepanjang semester 1 2020 Pertamina menghadapi triple shock yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri serta pergerakan nilai tukar dollar yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi selisih kurs yang cukup signifikan.
“Pandemi COVID-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” kata Fajriyah Usman dalam keterangannya,sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman RRI, Rabu, (26/8/2020)
