MANTRA SUKABUMI - Penyanyi aliran jazz yang juga berprofesi sebagai dokter, yakni dr Tompi turut berkomentar terkait uji coba sekolah tatap muka.
Setelah dr Tompi membaca beberpa berita tentang ujicoba sekolah tatap muka yang dihentikan karena ada yang tertular.
Menurut dr Tompi berarti ujicobanya masih ngaco, karena ujicoba harus dengan protokol kesehatan super ketat.
Baca Juga: Heboh, Habib Husin Alwi Shihab Sebut UAS Masuk Kategori Ustadz Murtad, Ini Penyebabnya
Maka dr Tompi menyarankan jika masyarakat belum siap merubah kebiasaan, sebaiknya jangan ujicoba sekolah tatap muka.
Baca beberapa berita tentang ujicoba sekolah tatap muka dihentikan karena ada yg tertular," ujar dr Tompi sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitternya @dr_Tompi pada 17 Juni 2021.
"ARTINYA UJICOBA NYA MASIH NGACO. Ujicobanya perlu dengan PROTOKOL SUPER KETAT Bukan uji coba Seolah gak ada covid," lanjut dr Tompi.
"Kalau masyarakat belum siap mengubah kebiasaannya jangan ujicoba dulu," sambung dr Tompi menambahkan.
Baca Juga: Tak Tega Lihat Ivan Gunawan Pakai Mobil Biasa, Maharani Kemala Langsung Belikan Mobil Alphard
Sebelumnya Wakil Ketua DPR RI yakni Sufmi Dasco Ahmad meminta pemerintah menunda pembukaan sekolah tatap muka yang direncanakan pada Juli 2021.
Penundaan itu beralasan karena terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah.
Politisi tersebut mengatakan lonjakan tinggi kasus positif Covid-19 tidak bisa lagi disangkal.
Karena itu sebelum kenaikkan kasus merata, DPR meminta pemerintah mengambil langkah-langkah taktis guna menghambat penularan Covid-19.
Baca Juga: Jangan Sembarang, Ternyata ini yang Harus Diucapkan Suami saat Memberi Istri Uang Belanja
Kemudian mungkin ada beberapa hal rencana yang perlu dievaluasi pemerintah.
"Mungkin ditunda sedikit, antara lain soal kehadiran dalam anak sekolah," kata Dasco pada 15 Juni 2021.
Dasco berujar kebijakan pembukaan sekolah tatap muka dibuat sebelum ada lonjakan tinggi Covid-19 di beberapa daerah.
Namun Saat ini ketika terjadi lonjakan maka rencana sekolah tatap muka harus kembali dipertimbangkan.***