MANTRA SUKABUMI - Musisi Jerinx Superman Is Dead (SID) sempat menuduh presenter cantik Najwa Shihab sebagai corong globalis.
Hal itu karena Najwa Shihab dianggap tidak berani mengundang tokoh-tokoh yang tidak senarasi dengannya ke acara Mata Najwa.
Karena itu, Jerinx menantang Najwa Shihab untuk memanggil orang-orang yang dianggap berbeda soal pandemi Covid-19.
Baca Juga: Gus Miftah Dikabarkan Meninggal Dunia Karena Covid-19, Ustadz Yusuf Mansur Angkat Bicara
Baca Juga: Presiden Jokowi Berikan Pujian Soal Ini Pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan: Berjalan Baik
Tantangan itu disampaikan Jerinx melalui akun Instagram pribadinya. Bahkan ia meminta masyarakat me-mention Najwa Shihab agar tahu yang ia katakan.
"Mention Najwa sebanyak mungkin sampai ia tak ada alasan untuk pura-pura tidak tahu," tulisnya.
Jerinx juga mengaku pernah menjadi jurnalis sehingga dirinya paham seorang jurnalis itu harus netral.
"Sayangnya, sejak pandemi ini mbak @najwashihab TIDAK PERNAH SEKALIPUN mengundang narasumber yg TIDAK senarasi dengan narasi “resmi” para entitas global," ujar Jerinx.
Jerinx bahkan menyebut nama Dharman Pongrekun yang ia sebut dari Divisi Siber Indonesia.
Menurut Jerinx, sejak sebelum pandemi, Dharma sudah menyuarakan narasi yang berbeda dengan narasi “resmi” versi globalis.
"Beliau bukan orang sembarangan. Posisi beliau di Jakarta. Tidakkah kalian merasa “aneh” hingga kini mbak Najwa tidak berusaha mengundang beliau? Ada apa denganmu Mbak?," katanya.
Baca Juga: Ucapan Ahok Kembali Viral Setelah Habib Rizieq Divonis 4 Tahun Penjara, Netizen: Terbukti
Tak hanya itu, Jerinx juga meminta Najwa Shihab untuk mengundang mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Ichsanuddin Noorsy, dan Samuel L Simon.
"Ayolah, rakyat butuh keimbangan informasi, undanglah sosok-sosok seperti Jendral Dharma, Mantan Menkes ibu @siti_fadilah_supari, Doktor @ichsanuddinnoorsy.official atau Dokter @drslsimonspkk ke acara mbak," pintanya.
Jerinx bahkan menegaskan jika unggahannya tidak mampu mengubah tim Najwa Shihab untuk mengundang tokoh tersebut, media milik globalis itu bukan milik rakyat.
"Jika unggahan ini tidak mampu mengubah keputusan tim @narasi.tv @narasinewsroom untuk mengundang nama-nama yang saya sebut di atas, salahkah jika rakyat berasumsi bahwa kalian adalah media milik globalis bukan milik rakyat Indonesia?," pungkasnya.***