MANTRA SUKABUMI - Informasi terbaru, ternyata menurut kakak kelasnya dr Lois Owien terindikasi gangguan jiwa.
dr Mila Anasanti merasa aneh mengapa mereka percaya pada dr Lois yang STRnya saja expired.
Menurut dr Mila Anasanti sekalipun dalam posisi netral, pernyataan-pernyataan dr Lois ada kelainan.
"Lois ini kalau kita netral pun bisa melihat dari status-statusnya kalau yang bersangkutan ada kelainan," cuit dr Mila Anasanti seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @anasanti_mila pada Minggu, 11 Juli 2021.
"Dari yang mengaku punya kuasa penuh, rapat dengan para pemegang kebijakan luar negeri, bicara dengan Trump, mengaku paling jenius sedunia mengalahkan Einstein, dll," tuturnya.
"STR nya juga sudah expired, sejak 2017, jauh sebelum pandemi Covid-19," ungkap dr Mila Anasanti.
dr Mila merasa sedih karena pernyataan-pernyataan dr Lois dipercaya banyak orang, bahkan muslim.
"Tapi yang sedih adalah banyak yg percaya ucapan Lois Lois ini. Termasuk umat muslim yg sudah ngaji," ucapnya.
Ia juga merasa aneh, kenapa mereka tidak percaya pada ilmuwan muslim dan ulama, tapi malah percaya pada yang terindikasi gangguan jiwa.
Baca Juga: Alumni FK UKI Malu dengan dr Lois Owien yang Dicap ODGJ, dr Eva Chaniago: Titel Akhir Dokter Umum
"Aneh sekali kenapa mereka tak percaya ilmuwan muslim dan Ulama tapi malah percaya orang yang STRnya sudah expired, dan kakak kelasnya mengatakan beliau terindikasi gangguan jiwa," ungkapnya.
"Hasilnya apa?," tanya dr Mila.
"Banyak yang percaya pandemi covid ini hanya bohongan, mengajak untuk tidak percaya penanganan RS dengan obat-obatan," ujarnya.
"Menuduh RS sengaja membunuh pasien covid dgn memberi banyak obat-obatan yg berefek samping kematian," katanya.
dr Mila berharap mudah-mudahan dr Lois tidak semakin banyak pengikutnya.
"Mudah-mudahan gak semakin banyak pengikutnya," ucap dr Mila.
"Lois ini sudah pernah bikin akun IG dan FB berkali-kali, dan berkali-kali pula dibanned. Eh ternyata malah muncul di twitter bahkan tv," tuturnya.
"Mari kita report beramai-ramai agar akunnya menghilang, atau paling tidak kita sebarkan bahwa yang bersangkutan tidak layak dijadikan rujukan," ajak dr Mila.***