Review Record of Ragnarok Chapter 81 Lengkap Link Baca Resmi: Serangan King Leonidas Buat Apollo Tersungkur

30 Agustus 2023, 09:11 WIB
Review Record of Ragnarok Chapter 81 Lengkap Link Baca Resmi: Serangan King Leonidas Buat Apollo Tersungkur /record-ragnarok.com

MANTRA SUKABUMI – Berikut review tentang chapter terbaru dari manga Record of Ragnarok yakni chapter 81.

Penggemar dapat membaca kembali manga manga Record of Ragnarok chapter 81 yang telah dirilis di situs resmi ragnarokmanga.com.

Berdasarkan spoiler terbaru yang beredar, kisah dari manga Record of Ragnarok untuk chapter 81 kali ini akan kembali melanjutkan pertarungan ronde ke-9 antara King Leonidas versus Dewa Apollo.

Baca Juga: Spoiler Lengkap One Piece Chapter 1091: Rob Lucci Coba Membunuh Vegapunk, Luffy vs Kizaru

Namun sebelum membaca kisah manga Record of Ragnarok chapter 81, alangkah baiknya simak review ceritanya yang telah dirangkum mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Taochan berikut ini.

Di chapter 81 berjudul “Pridefulness vs Stubbornness” yang telah dirilis pada 28 Agustus 2023, penggemar akan diperlihatkan pertarungan antara King Leonidas melawan Apollo masih terus berlangsung.

Dimana pada chapter lalu King Leonidas yang geram karena direndahkan oleh keunggulan Apollo, maka chapter kali ini epic comeback terbrutal yang di lakukan oleh King Leonidas.

King Leonidas berhasil membuat Apollo bersujud tertunduk tepat dihadapannya sebagai manusia dengan menggunakan serangan balasan yang sangat kuat seperti kutipan legenda Sparta “Jangan berani-beraninya berdiri hadapan Sparta.”

Chapter dibuka dengan kisah legenda Sparta yang konon katanya ada sebuah pepatah yang turun-temurun disampaikan ke setiap generasi yang ada di Yunani. Pepatah itu berbunyi “kalau masih ingin bertemu hari esok tanpa masalah Jangan berdiri di hadapan Sparta.”

Kabarnya, masyarakat Yunani sangat takut sekaligus mengagumi kekuatan para Sparta. Dimana pada pertempuran termofilia para Sparta menghadapi 300.000 tentara Persia dan hanya menghentikan pasukan musuh dengan hanya 300 tentara.

Kemudian pada pertempuran platea sebanyak 300.000 tentara Persia berhadapan dengan 10.000 tentara Sparta yang hanya memakan 91 korban saja.

Scene kemudian diperlihatkan kaki Leonidas yang memakai sepatu Lara sementara kaki Apollo tampak anggun dengan memakai sandal bertali. Keduanya berada di dalam garis yang ditorehkan oleh Apollo menggunakan benangnya untuk mempersempit arena pertarungan.

Setelah dihujat oleh penonton bahwa Apollo hanyalah serangga kecil yang melompat-lompat menghindari serangan Leonidas. Sedangkan Leonidas masih dengan wajahnya yang kesal. Sementara Apollo santai seolah mereka hanya sedang bermain.

Disisi lain, para bidadari yang menonton pun berteriak memanggil nama Apollo lalu mengatakan jika Apollo tampak kasihan karena berdiri di hadapan manusia biasa seperti Leonidas.

Mendengar itu, tentu saja para Sparta langsung marah dan terdapat hawa kegelapan di sekitar penonton Sparta saking tidak sukanya mereka jika harga diri mereka diremehkan.

Baca Juga: Manfaat Mengamalkan Dzikir Pagi dalam Kehidupan Sehari-hari

Para Sparta mengatakan jika mereka memang ingin bertarung secara langsung tetapi, mereka tidak pernah mau untuk diremehkan. Sebab dalam sejarah Sparta perlakuan direndahkan seperti ini adalah penghinaan terbesar.

Sementara di kubu Dewa, justru bertanya-tanya tentang omong kosong macam Apa yang dipikirkan oleh Apollo karena dia tidak bisa seenaknya berhadapan secara langsung dengan lawan di area yang mereka kuasai dengan baik.

Bahkan para penonton yang melihat pertarungannya secara langsung dapat memastikan kalau bertarung melawan Leonidas sangatlah mematikan. Namun Apollo justru berpose untuk bertarung secara langsung dengan Leonidas membuat ares ketakutan melihatnya.

Ares menyebut Apollo bodoh dan konyol karena telah melakukan hal yang tak berguna seperti memperkecil cakupan arena bertarung mereka. Namun Zeus justru membela Apollo Dengan mengatakan bahwa itu adalah sumber kekuatannya dan itulah yang membuat Apollo menjadi tak terkalahkan.

Ares mengingatkan Zeus karena sudah ikut-ikutan meremehkan lawannya. Hermes pun berkomentar jika ares ternyata benar-benar mengkhawatirkan Apollo. Sesaat Ares mau jujur mengatakan bahwa Ia memang khawatir tentang Apollo, tetapi disisi lain Ia juga sangat kesal dengan Apollo.

Zeus kemudian mengatakan agar mereka perhatikan saja pertarungannya dan percaya pada Apollo. Saat itu Ares mengingatkan bahwa Apollo memang selalu berusaha memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya. Hal itulah yang membuat Apollo bersinar dan menjadi sumber dari kekuatannya.

Hermes, Ares dan Zeus pun kembali memandangi arena pertarungan begitupun para bidadari yang berteriak mendukung Apollo. Apollo lantas mengeluarkan cahaya yang menyilaukan bagi para Sparta, membuat Zeus berkomentar bahwa inilah pertarungan terkuat dan tertinggi bagi Apollo.

Dengan percaya dirinya, Apollo lalu mengubah penampilan rambutnya yang mulai berdiri seolah-olah telah menyerap energi dari penonton sambil berpose dengan mengatakan jika dirinyalah sang matahari yang tak pernah terbenam serta sang pemeluk malam.

Ledakan besar dari cahaya yang berpusat pada Apollo pun terjadi dan menyilaukan siapapun dihadapannya. Hermes lalu berkomentar bahwa ia belum pernah melihat Apollo bersinar seterang itu sejak peristiwa Gigantomakhia.

Suara dari pendukungnya dan bahkan hinaan dari lawan-lawannya merupakan suatu ekspektasi bagi Apollo. Dia benar-benar pria yang menyenangkan, tetapi Ares sama sekali tidak memahami logika Apollo mengenai cara Dewa narsis itu memperkuat kekuatan miliknya. Mendengar itu membuat Ares tertawa terbahak-bahak.

Sebenarnya Zeus juga tidak begitu paham, tetapi menurutnya Apollo adalah pria yang luar biasa. Kekuatannya tak bisa diukur dengan logika atau akal sehat. Itulah sebabnya Apollo begitu kuat.

Göll pun berteriak memaki Brunhilde sebagai orang yang kejam. Lantas Brunhilde dan mempertanyakan Apanya yang kejam?

Göll menjelaskan dengan emosional bahwa Geirölul adalah seorang Valkyrie yang paling memiliki harga diri paling tinggi diantara 13 Valkyrie sisters. Tidak mungkin ia mengambil resiko.

Mendengar itu, Brunhilde mengatakan bahwa benar Geirölul sangatlah mengagungkan. Namun disisi lain, sifat sang Valkyrie dan Völundr memiliki kesamaan yang mana keduanya sama-sama emosian

Leonidas kemudian mengambil cerutu dan pemantik api sambil meludah ia mengomel karena Apollo terus saja meremehkannya. Tapi Geirölul sebagai the fifth of the 13 Valkyrie sisters muncul mengatakan tidak apa-apa sebab ia juga akan membantai dewa keparat itu.

Leonidas pun tersenyum sembari berkata “itu wajar saja, aku hanya punya satu hal lagi yang harus kulakukan Dewa keparat itu sebab aku akan membuatnya berlutut di bawah kaki kita.” Leonidas pun menghembuskan asap cerutunya.

Baca Juga: Official Poster Satu Hari Dengan Ibu, Film Drama-Scifi Tentang Kisah Ibu dan Anak yang Tak Biasa

Apollo terkejut mendengarnya tetapi tersenyum dengan berkata “pria perkasa sepertiku tak perlu berlutut padamu.” Geirölul pun tersenyum dengan menyeramkan setelah mendengar ucapan Apollo yang semakin membuatnya bersemangat.

Scene pun diperlihatkan dengan transformasi perisai Leonidas yang terbelah dua bagian tengahnya lalu mengeluarkan sesuatu yang terlihat seperti kaki laba-laba berjumlah 6 bagian. Kemudian kaki-kaki itu mulai berputar sangat kencang sehingga menjadi bundaran.

Leonidas lalu mengubah posisi tangannya untuk memegangi tangkai di bagian tengah setelah itu ditariknya dan keluarlah rantai yang panjang diantaranya. Geirölul dan Leonidas pun tersenyum menyeramkan dengan mengatakan mengatakan bahwa mereka akan menghancurkan Apollo walaupun di area sempit sekalipun.

Sekarang Apollo dan Leonidas saling berhadapan. Detik kemudian keduanya bersamaan menghentakkan kaki untuk maju ke depan dan keduanya bersiap untuk saling menyerang satu sama lain. Saat kedua petarung sudah sangat dekat Apollo masih tersenyum santai sementara Leonidas memasang wajah beringas tak sabar ingin menghancurkan Apollo.

Para penonton di pihak Dewa merasa jika pertarungan ini harus mereka saksikan baik-baik, sementara sebaliknya para Sparta yang menonton hanya berteriak memanggil Leonidas.

Leonidas mulai mengangkat senjatanya yang bernama Nemesis Phalanx: Hammer of The God of Destruction atau Palu Dewa penghancur. Leonidas berteriak bahwa ia akan menghancurkan dewa matahari ketinggalan itu.

Saat Palu Leonidas akan menghantam Apollo dalam sekejap seluruh lantai arena hancur dan berhamburan saking kuatnya serangan Leonidas, membuat para penonton di pihak Dewa maupun manusia menantikan bagaimana hasilnya.

Tetapi Zeus serta Ares terkejut bukan main main saat melihat kekuatan mengerikan dari Leonidas.

Sayangnya Leonidas sendiri tampak kebingungan dan baru menyadari jika serangan kuatnya berhasil dihindari oleh Apollo. Bahkan Apollo menghindarinya dengan jarak yang sangat dekat dengannya yaitu dari depan.

Apollo tampak menolak-olok Leonidas dengan mengatakan “Ada apa? Apa aku terlalu bersinar sampai membuatmu silau? Lihatlah aku sedekat ini denganmu.” Dengan cepat Apollo memasang kuda-kuda untuk meninju perut Leonidas dengan tangan kanannya.

Menyadari itu Leonidas sama sekali tak bisa berkutik yang pada akhirnya terkena telak tinju kanan Apollo di perutnya membuat Leonidas memuntahkan cerutunya dan nampak sangat kesakitan.

Leonidas pun dibuat mundur oleh Apollo tetapi berhasil ditahan oleh Leonidas agar tidak melewati garis pembatas arena penonton. Umat manusia pun terkejut saat Apollo sama sekali tidak mengendorkan serangannya.

Sekali lagi ia bergerak cepat untuk memposisikan dirinya membuat Leonidas langsung Mengayunkan perisainya kemudian di tepis dengan sangat keras oleh Apollo hingga perisai di tangan kiri Leonidas terhempas. Tetapi Leonidas langsung menggenggam erat perisainya agar tak keluar dari arena sempit itu.

Melihat betapa terampilnya Leonidas, Apollo pun memujinya dan mengatakan jika Leonidas benar-benar manusia yang berbahaya. Leonidas hanya menjawab dengan melompat tinggi dan mengangkat palu dewa penghancurnya untuk kembali menyerang.

Menyadari itu, Apollo masih tetap tenang dan mengepalkan tinjunya ia sama sekali tak bergerak meskipun Leonidas sudah akan menerjangnya. Tetapi anehnya, Leonidas juga tak bergerak karena benang Apollo telah melilit tangan kanan Leonidas beserta Palunya.

Apollo yang banyak gaya pun membelakangi Leonidass dan berkata jika ia akan menghalangi gerakan Leonidas dengan benangnya sendiri bernama Shining Domination.

Leonidas pun berpikir bahwa sebelum ia menyadarinya karena jaraknya dengan si Apollo keparat sangatlah dekat maka Leonidas tidak memperhatikan benang cahayanya.

Tak kehabisan akal Leonidas pun bergerak dengan cepat sambil mengatakan Jika ia akan menggunakan tangan kirinya. Namun lagi-lagi Apollo menunjukkan kepalan tangannya yang sedang menarik benangnya yang telah melilit tangan kanan Leonidas sehingga keseimbangan Leonidas goyah dan terpelintir.

Apollo tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk langsung meninju wajah culas Leonidas dengan sangat keras hingga terlempar ke belakang dan mengeluarkan darah dari hidungnya serta memuntahkan darah dari mulutnya.

Saat Geirölul memanggil Leonidas yang terluka, Apollo kembali memasang kuda-kuda untuk bersiap menyerang lagi sambil berteriak “ini saatnya bagimu untuk tahu tempatmu berada manusia!”

Mendengar itu membuat Leonidas terbelalak dan kembali tersadar, sementara itu Apollo dengan rambutnya yang berdiri mulai mengubah sarung yang berdiri mulai mengubah sarung sangat rapi oleh benangnya untuk kembali menguatkan serangan tinjunya.

Apollo berkata “ sekarang bersujudlah!” dan lagi-lagi Apollo melayangkan tinjunya hingga tercipta cahaya yang sungguh sangat menyilaukan sampai membuat menontonnya sangat terkejut.

Setelah cahaya yang dihasilkan oleh serangan Apollo mulai meredup, terlihat Apollo dengan tangan kanannya yang mulai menghilangkan benang-benangnya. Sementara tangan kirinya menarik tubuh Leonidas yang juga menggunakan benang.

Meskipun wajahnya terluka dan pupil mata yang tak lagi muncul karena telah terkena dua serangan beruntun hingga tampak tak sadarkan diri, namun Leonidas sama sekali tidak menjatuhkan badannya ke lantai melainkan masih tertahan oleh benang Apollo.

Sementara Göll yang menyaksikan kondisi Leonidas yang sungguh sangat mengkhawatirkan merasa lemas dan terjatuh ke tanah sebab pertarungan Apollo melawan Leonidas sudah berakhir.

Namun Brunhilde dengan tenang berkata “tidak ada kata selesai di bangsa Spartan sebab mereka adalah yang terkuat tidak akan pernah menundukkan kepalanya kepada siapapun dan dalam hal apapun.”

Brunhilde menambahkan, Leonidas tidak akan menyerah bahkan kepada dewa itulah harga diri seorang Sparta, bahkan para penonton di pihak Sparta sangat yakin dengan Leonidas.

Seorang Sparta di bangku penonton berkata “penonton berkata Dewa Lihatlah ini, inilah Sparta.” Dan seketika itu juga Leonidas bangkit kembali dengan menarik benang Apollo yang melilitnya sehingga Apollo sendiri tertarik mendekat padanya lalu dengan cepat Leonidas menyundul kening Apollo hingga kepala keduanya berbenturan dengan sangat keras.

Terlihat Apollo merasa sangat kesakitan dalam sekejap langsung mengeluarkan darah dari hidungnya dan tak sadarkan diri. Benang-benangnya pun mulai menjadi longgar sehingga Leonidas sudah bebas bergerak kembali dengan tersenyum.

Meskipun bersimbah darah, Leonidas berkata “Sudah kubilang kalau kaulah yang akan berlutut di hadapanku.” saat itulah Geirölul dan Leonidas semakin bersemangat untuk menyerang secara membabi buta dengan palu Dewa penghancur yang sudah terangkat tinggi.

Sementara Apollo yang melihatnya tak bisa lagi menghindar dan terkena serangan mengerikan dari Palu Leonidas hingga terpantul keudara dan terjatuh ke tanah dengan sangat keras.

Baca Juga: Spoiler Awal One Piece Chapter 1091 Lengkap Jadwal Rilis dan Link Baca Resmi

Chapter pun berakhir dengan memperlihatkan Apollo dengan kondisi sangat mengenaskan yaitu jatuh dalam posisi bersujud tepat di hadapan Leonidas.

Sementara Leonidas merasa sangat puas setelah membuat sang Dewa keparat itu berlutut dengan serangan beruntunnya lalu berteriak “Bagaimana rasanya dipandang rendah” kemudian menghisap cerutu sambil mengeluarkan asapnya

Apakah yang akan menjadi akhir dari Apollo? Akankah manusia akan unggul kembali pada ronde ke-9?

Seluruh manga Record of Ragnarok bisa kamu baca di situs resmi ragnarokmanga.com.

Adapun link untuk membaca manga Record of Ragnarok chapter 81 dapat diakses melalui tautan yang tersemat

[KLIK DISINI

Demikianlah informasi seputar review manga Record of Ragnarok chapter 81 lengkap dengan link baca online.***

Editor: Ade Saepul Akbar

Tags

Terkini

Terpopuler