"Grafirnya gimana? Enggak bisa pak, saya butuh listrik"," kata Clift menirukan ucapan sang tukang grafir.
"Dulu itu keramik kuburan sudah digrafir, kan belum meninggal, jadi tanggal kematian dikosongin aja dulu. Pada saat itu kita enggak terpikir, ya udah nanti kalau udah meninggal baru ditulis", jelas Clift.
Salin itu, Clift juga menceritakan, bahwa makam Suzanna yang telah di keramik sebelumnya terpaksa dibongkar lagi saat Suzanna meninggal dunia.
"Jadi sebenarnya ini masalah teknis rupanya?" tanya Feni.
"Iya, keramik sudah dipasang 2 tahun sebelum Suzanna meninggal. Jadi begitu meninggal lempengan di atas diangkat lalu peti mati diturunin, ditutup lagi, disemen lagi. Jadi itu seperti sudah dipersiapkan," jelas Clift
Dalam sekilas makam Suzanna memang terlihat paling besar di antara makam yang lainnya.
Baca Juga: Mantan Jubir Gus Dur Sampaikan Kabar Duka, Adhie Massardi: Pernah Ditolak Megawati
Hal ini dikarenakan Suzanna dimakamkan dalam satu liang lahat bersama sang putra, Ari Adrianus dan kakaknya Irene Beatrix Van Osch.
Tidak hanya itu, Suzanna juga memberikan wasiat lainnya untuk Clift Sangra agar menikah lagi agar memiliki anak kandung.
Suzanna juga meminta kepada Clift agar anak angkat mereka untuk dijadikan seorang TNI.