Nana naik ke atas kamar dan mencoba untuk menenangkan diri atas apa yang telah terjadi kepadanya bersama Pahsa pada saat di jalan tersebut.
Dewa menghampiri Nana di kamar, Nana nampak tidur saat Dewa hendak ingin berbicara kepadanya.
Baca Juga: Innaa Lillaahi, Pesantren Tebuireng Berduka: Santri Handrotus Syaikh KH. Hasyim Asy'ary Wafat
Dewa melihat Nana tengah tidur terlelap dibawah lantai. Sebelum itu Nana menulis surat kepada Dewa jika ia meminta izin kepada Dewa untuk tidur lebih dulu daripada Dewa.
Tak hanya itu dalam surat yang ditulis Nana itu, Nana mengatakan jika ia telah menyiapka piyama untuk dipakai Dewa saat tidur.
Dewa merasa kasihan dan juga tersentuh dengan pesan Nana. Dewa ikut menemani Nana tidur dibawah lantai dan memeluknya.
Nana bangun dari tidurnya, ia kaget melihat suaminya tidur bersamanya dibawah.
Pada saat Nana memandangi wajah Dewa, tak lama hp Dewa berdering sehingga Dewa pun terbangun dari tidurnya akibat bunyi dari hpnya itu.
Dewa yang tak mau membuat Nana besar kepala karena ia ikut tidur dibawah bersamanya, memberikan alasan kepada Nana jika Nana nginggo terus menerus memanggil namanya.