Network
MANTRA SUKABUMI - Politisi Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya angkat bicara terkait polemik film Nussa Rara.
Pegiat media sosial itu mengaku bingung dengan tuntutan seluruh film harus ajarkan toleransi.
Bahkan menurut Mustofa Nahrawardaya bioskop akan tutup jika buzzer yang seperti ini dibiarkan.
Baca Juga: Heran dengan Manuver Jokowi 3 Periode, Christ Wamea: Utang Menggunung dan Demokrasi Hancur
Baca Juga: Bantah Dukungan Jokowi 3 Periode Inkonstitusional, Ferdinand: Pemahaman Ini Jelas Salah
"Bioskop bakal tutup, kalau buzzer ginian diternak," tulis Mustofa di akun Twitter pribadinya dikutip mantrasukabumi.com pada Selasa, 22 Juni 2021.
Bioskop bakal tutup, kalau buzzer ginian diternak. Mosok semua film suruh ajarkan toleransi. Negara mau bayarin proruksinya? Hidup ribet amat. Gak ada romantis2nya. https://t.co/6A6DZKo1T2— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@TofaTofa_id) June 22, 2021
"Mosok semua film suruh ajarkan toleransi. Negara mau bayarin proruksinya? Hidup ribet amat. Gak ada romantis2nya," lanjutnya.
Sebelumnya, pemilik akun Kumbara mengatakan film Nussa merupakan film bani cingkrang yang berisi manusia intoleran.
"Nussa yg buat bani cingkrang dan isinya juga missi bani cingkrang dan kelompok manusia² intoleran," tulisnya.
Ia bahkan mengatakan jika film Nussa sama sekali tidak mengajarkan toleransi. Dirinya bahkan membandingkan dengan film UPIN IPIN.
Baca Juga: Terpapar Covid-19 Meskipun Sudah Vaksin, Hanung Bramantyo Sebut Penyakit Asmanya Tidak Kambuh
"Adakah Nussa mengajarkan TOLERANSI jawabnya GAK ADA
Lebih baik UPIN IPIN di situ ada cina,india,melayu dan bencong pun mereka saling menghargai," lanjutnya.
Seperti diketahui film Nussa ramai jadi perbincangan setelah beberapa orang menyebut film itu bukan menggambarkan muslim Indonesia.
Mereka menuduh film Nussa lebih mirip dengan Taliban dan tidak layak ditonton orang Indonesia.
Namun pernyataan itu dibalas Produser Eksekutif film Nussa, Angga Sasongko.
"Saya sabar kok. Gak overestimate orang macam Eko Kuntadhi, Lah wong film terakhir saya yang nonton di bioskop 2.3 juta orang. Bayar lho," ujar Angga Sasongko.***
