Pada tahun 1963 Benny turut serta dalam pembentukan berdirinya grup musik Eka Sapta bersama Bing Slamet (bongo, konga), Ireng Maulana (gitar).
Kemudian Idris Sardi (bas, biola), Itje Kumaunang (gitar), Darmono (vibraphone), Kamid (konga). Karena kesibukannya di berbagai kegiatan, posisi Benny di Eka Sapta akhirnya digantikan oleh Eddy Tulis.
Selepas itu, Benny Mustafa kemudian pergi ke Amerika. Pada tahun 1964, Benny mengikuti New York World Fair di Amerika Serikat.
Lalu pada tahun 1965, ia sempat berkeliling Eropa dan Afrika.
Kabar meninggalnya Benny disampaikan Indra Lesmana melalui akun Instagram pribadinya.
"Hari ini kita kehilangan seorang musisi besar. Saya lahir dan dibesarkan dirumah dimana Om Ben selalu berada disekitar kami," tulis Indra di akun Instagram pribadinya.
"Beliau adalah sahabat almarhum ayah saya dan merupakan drummer jazz yang swinging dan inovatif," lanjutnya.
Indra juga mengatakan jika Benny Mustafa merupakan legenda musik jazz Indonesia All Stars yang tersisa.
"Beliau juga satu2nya musisi dari grup jazz lengendaris, Indonesian All Stars yang tersisa namun kini mereka semua telah tiada. Selamat jalan Om Ben. @bennymustafavd. Indonesia telah kehilangan seorang seniman besar. #ripbennymustafa," pungkasnya.***