Review Record of Ragnarok Chapter 83 Lengkap Link Baca Resmi: Kekalahan King Leonidas dan Senjata Suci Apollo

- 30 Oktober 2023, 21:13 WIB
Review Record of Ragnarok Chapter 83 Lengkap Link Baca Resmi: Kekalahan King Leonidas dan Senjata Suci Apollo
Review Record of Ragnarok Chapter 83 Lengkap Link Baca Resmi: Kekalahan King Leonidas dan Senjata Suci Apollo /record-ragnarok.com

MANTRA SUKABUMI – Berikut simak review chapter terbaru dari manga Record of Ragnarok yakni chapter 83 yang telah dirilis akhir Oktober ini

Penggemar dapat membaca kembali manga manga Record of Ragnarok chapter 83 yang telah dirilis di situs resmi ragnarokmanga.com.

Adapun kisah dari manga Record of Ragnarok untuk chapter 83 kali ini akan diperlihatkan puncak pertempuran ronde ke-9 dimana mana King Leonidas kalah di tangan Dewa Apollo dengan mengeluarkaan senjata suci sesungguhnya.

Baca Juga: One Piece Episode 1082 Subtitle Indonesia: Spoiler, Jadwal Tayang dan Link Nonton di Situs Streaming Resmi

Namun sebelum membaca kisah manga Record of Ragnarok chapter 83, alangkah baiknya simak review ceritanya berikut, sebagaimana dirangkum mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Taochan.

Chapter dibuka dengan kebangkitan Dewa Apollo setelah sebelumnya menerima pukulan telak dari King Leonidas. Disana terlihat patung Apollo dan Leonidas yang terpampang untuk mengartikan bahwa kedua petarung akan mengerahkan seluruh jiwanya.

Tiba-tiba saja Dewa Apollo mulai melepaskan benang “Utas Artemis” lalu membuangnya sedikit demi sedikit, menjadikan Sarung tangannya ke mode semula.

Leonidas yang melihat itu mundur karena instingnya mengatakan sesuatu yang buruk akan kembali terjadi, Lalu setelah itu dia meninjukkan Sarung tangannya.

Brunhilde pun yang melihat itu mulai panik karena dia tahu apa yang dilakukan oleh Dewa Apollo dan mengatakan bahwa mustahil Apollo telah melepaskan ikatan benangnya.

Seketika cahaya muncul dari tinju Dewa Apollo, membuat semua orang yang melihat nampak merasakan pancaran cahaya yang paling terang yang pernah ada.

Setelah cahaya itu meredup sarung tangan Apollo menghilang namun dari belakang ada sebuah bayangan yang bergerak melebar di bawahnya.

Tiba-tiba bayangan itu mulai muncul dari bawah dan menciptakan sebuah patung dewi besar muncul yang sangat luar biasa yang bernama “Bayangan Bulan Artemis.”

Orang-orang yang melihat patung dewi besar begitu takjub bahkan Zeus berkata jika dirinya belum pernah melihat senjata bahwa Suci Ilahi itu sejak insiden Gigantomachia.

Tiba-tiba saja dari tangan patung tersebut keluar sebuah benang Artemis yang mulai membentuk senjata suci Dewa Apollo yang sesungguhnya yakni berupa busur panah emas yang besar dan menyilaukan.

Dijelaskan jika Dewa kembar Apollo dan Artemis mendapatkan busur emas setelah mereka mengalahkan para raksasa.

Orang-orang yang melihat senjata Apollo kaget sekaligus kagum dan pada saat itu juga Apollo seperti meraih cahaya dan menariknya yang mana dia memanipulasinya sebagai anak panah yang akan digunakan untuk melawan Leonidas.

Baca Juga: Jemaah Thoriqoh Syathoriyyah se-Indonesia Dukung AMIN, Anies Baswedan: Kami Terima Dengan Rendah Hati

Apollo berkata “ini adalah tehnik tertinggiku Phoebus Apollo” sembari bersiap untuk melesatkan panahnya ke arah Leonidas.

King Leonidas yang melihat itu berkata “Tehnik tertinggi katamu? Menarik, coba tembak aku, sialan.” Namun Brunhilde berteriak pada Leonidas untuk menghidari serangannya.

Pada saat itu juga tiba-tiba saja busur panah Apollo menghilang dan semua orang tidak menyadarinya bahkan penonton Dewa yang melihat itu pun tidak sadar bahwa serangan panahnya melesat ke bangku penonton.

Hingga salah satu penonton Dewa menyadari bahwa kuping temannya berdarah dan merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Kemudian terlihat juga sebuah lubang di dinding yang diakibatkan oleh busur Dewa Apollo yang menembus dada King Leonidas dalam sekejap mata, sampai-sampai Leonidas pun tidak menyadari serangan itu datang. Dan pada saat tersadar, Leonidas pun langsung muntah darah akibat tembakan panah Dewa Apollo.

Heimdall yang melihat itu langsung berkata “A..apa yang terjadi?” bersamaan dengan kilatan cahaya panah Apollo yang menghilang, ada lubang di dada King Leonidas dan di beberapa titik arena.

Ares berkata “Sungguh seperti keagungan matahari..itu memang teknik Ilahi tapi sangat menakutkan.” Hermes menambahi jika panah emas Apollo yang terbang seperti cahaya.

Dikatakan jika panah Apollo mengenai manusia, maka mereka akan mati seketika dan tidak akan merasakan rasa sakit sama sekali. Dan itu adalah teknik tercepat di dunia dewa bahkan para raksasa tidak akan bisa lagi bergerak. Bahkan seekor elang pun hanya bisa menghalangi anak panah tersebut pada saat di surga.

Kembali ke arena pertarungan, setelah muntah darah King Leonidas mengatakan “sakit sekali dasar keparat.” Geirölul kemudian muncul memberikan tahu Leonidas jika anak panah itu terlalu berbahaya baginya. Jadi dia akan kembali ke wujud perisai dan memulai dari awal lagi.

Sembari melasatkan panahnya ke Leonidas, Apollo mengatakan “apa kau bisa tahan dengan tembakanku selanjutnya? Aku yakin itu tidak benar-benar menyakitkan, tapi panahku benar-benar keras dan juga kokoh.”

Pada awalnya, Leonidas dapat menangkisnya, namun untuk serangan selanjutnya Leonidas terkena panah tersebut bahkan hingga dirinya tidak bisa bergerak. Sementara Apollo terus menghujani panah ke arah Leonidas sampai – sampai ada beberapa anak panah yang memantul ke arah penonton hingga menyebabkan kepanikan.

Pada akhirnya Leonidas nampak sudah tidak kuat lagi dan tersungkur akibat panah yang terus menghujaninya seperti meteor sehingga dia tidak bisa apa-apa.

Baca Juga: Tayang di Bioskop Indonesia 30 November, Simak Sinopsis Film Horor Panggonan Wingit yang Dibintangi Luna Maya

Namun tak lama kemudian Leonidas mencoba untuk bangkit lagi dan berkata “rasanya nyaman sekali sampai-sampai aku hampir ketiduran.”

Disisi lain Geirölul yang tidak tega melihat kondisi Leonidas berkata “Leo, sudahlah aku harus memikirkan apa yang akan aku lakukan untuk panah tidak terlihat itu.”

Tetapi Leonidas masih sanggup dan berkata “sudah Jangan dipikirkan meski kita tidak bisa melihatnya itu tidak masalah, itu hanya sebuah panah dan aku akan meledakkannya.”

Apollo yang bersiap lagi untuk melesatkan panahnya memuji kegigihan Leonidas yang bertahan dengan serangannya dengan baik sambil berkata “oleh karena itu aku tidak akan membiarkanmu menderita lebih lama lagi jadi akan aku akhiri sekarang juga.”

Apollo melesatkan panahnya pada Leonidas, tapi di sini Leonidas tampaknya sadar dan bisa melihat panah tersebut sehingga Leonidas mampu menangkis dan membalikan panah milik Apollo dengan berkata “apanya yang sudah berakhir ?”

Panah itu pun melesat ke arah Apollo yang menyebabkan lengan kanan sobek dalam satu kali serangan saja sehingga dia tidak dapat lagi menggunakan panah cahayanya lagi.

Disini Zeus berkata apa yang dilakukan Leonidas itu karena nalurinya sebagai seorang kesatria karena dia sering berada di Medan Peperangan.

Melalui banyak kesulitan naluri sebagai seorang Kesatria belajar dari pengalaman mereka di medan perang. Dan itulah mengapa Leonidas berhasil menangkis dan membalikan serangan anak panah ke arah Apollo.

Sementara itu, Leonidas yang terhuyung-huyung berkata “apakah menurutmu aku akan menghargai hal-hal yang tidak pantas seperti yang dikatakan oleh Dewa? Menurutmu siapa yang sedang kau hadapi? Ini aku dasar sialan”

Mendengar hal tersebut Apollo pun nampak tercengang lalu dia tersenyum dan mengatakan “Ya ampun kau benar-benar kejam ya…!! itu juga berlaku Untukmu!! Aku sangat membencimu!!”

Mendengar apa yang dikatakan oleh Dewa Apollo, Leonidas pun mulai tersenyum dan mereka saling memuji satu sama lain.

Apollo berkata: “kau sedikit demi sedikit perlahan menjadi lebih indah.” Lalu dijawab oleh Leonidas “kau juga lama-kelamaan semakin menjadi pria sejati.”

Lalu Apollo bertanya kenapa Leonidas berusaha sekuat tenaga untuk bertarung hanya untuk balas dendam kepadanya atau demi umat manusia.

Sembari mengeluarkan Cerutu, Leonidas menjawab “Apapun itu tidak masalah kan saat ini memang sudah waktunya bagiku untuk bertarung.”

Leonidas juga menambahkan “kau memang tidak bisa memilih bagaimana kau dilahirkan, itu sebabnya aku memilih bagaimana aku akan hidup dan bagaimana aku akan mati. Aku hanya akan mengikuti jiwaku! orang-orang paling egois di dunia ini, This Is Sparta!! itulah yang aku tuju.”

Mendengar hal tersebut Apollo mulai tergugah hatinya. Sementara para pengikut King Leonidas mulai berteriak dan mendukung Leonidas “kami akan selalu bersama Tuan Leonidas!!”

Geirölul pun berkata “Baiklah Leo, ayo kita mulai” dan kita bisa melihat sebuah cahaya muncul dari perisai King Leonidas lalu cangkang perisai yang membalut perisai mulai terpecah dan kembali lagi ke wujud awalnya dimana perisai tersebut adalah perisai kebenaran “Alicia Sparta.”

Brunhilde menjelaskan jika saat ini Leonidas mencoba untuk kembali ke cara Spartan yang asli, dimana ada sebuah ungkapan Spartan yang berbunyi:

“Prajurit bersenjata dalam formasi padat yang esensinya bukanlah bentuk pertahanan melainkan dorong ke depan, menembus seperti tombak, dan hancurkan formasi musuh.” itulah teknik sesungguhnya dari bangsa Spartan, King Leonidas.

King Leonidas mulai memancarkan Aura yang sangat mencekam kepada dewa Apollo yang mana itu adalah hasrat membunuh dari Sparta.

Apollo yang melihat itu mengatakan “Itu tekanan yang luar biasa aku bersyukur, dengan membakar jiwaku bersamamu aku akan menjadi lebih indah.”

Seketika, patung Dewi Artemis mulai mengeluarkan benang-benang Artemis lagi dan nampaknya di sini patung tersebut melebarkan tangannya dan membuat sebuah senjata yaitu busur panah raksasa.

DI mana di sini nampaknya Apollo-lah yang menjadi anak panah busur tersebut menggunakan tubuhnya lalu melesatkannya kepada King Leonidas.

Kemudian dijelaskan pada saat Poebus Apollo bersinar indah seperti matahari, dia akan menempatkan dirinya di busur artemis Apollo lalu berubah menjadi panah perak untuk menerobos perisai pertahanan dari King Leonidas.

Baca Juga: Apa Makanan Khas Majalengka? Ini 5 Daftar Kuliner Unik di Kota Angin

“Panah terkuat dari surga vs perisai terkuat umat manusia” Kedua petarung sudah akan bersiap untuk saling menyerang satu sama lain dengan jurus pamungkas mereka masing-masing.

Ketegangan dari para pun diperlihatkan saat keduanya melesatkan serangannya dengan jiwa mereka.

Nampak aura yang sangat mencekam dan sangat luar dari King Leonidas biasa untuk menahan sekaligus menghancurkan Dewa Apollo serta Dewa Apollo yang siap menghancurkan tameng King Leonidas dengan busur perak dari benang artemis dan juga cahaya.

Saat sebuah benturan keras terjadi diantara kedua petarung mulai tak terelakan, orang-orang mulai berteriak mendukung satu sama lain

Ketegangan mulai mencapai batasnya ketika tiba-tiba saja panah Dewa Apollo mulai retak dan hancur menyebabkan darah di tangan Apollo bermuncratan. Tapi di lain sisi juga kita bisa melihat muncratan darah yang sangat banyak yang membuat semua orang sangat terkejut.

Nampaknya, muncratan darah itu berasal dari King Leonidas yang mana di sini tameng dari King Leonidas hancur oleh tinju dari dewa Apollo, King leonides pun terkena pukulan di arah perut sebelah kirinya.

Sementara Geirölul langsung terpental karena dirinya sudah hancur luluh lanta. Akan tetapi Leonidas langsung mencengkeram tubuh Apollo dan akan menghajarnya untuk mengakhiri segalanya.

Chapter diakhiri dengan kekalahan Leonidas yang sambil tersenyum berkata “Hah seperti biasa kau selalu membuat wajah menyebalkan itu.”

Para penonton pun mulai menangis karena pada saat ini jiwa King Leonidas mulai hancur secara perlahan. Lalu
dijelaskan semua orang yang mengagumi punggung pria itu.

Dan pada saat-saat terakhir Leonidas berkata “apa kalian semua sudah melihatnya.? sejak pertama bertemu selalu saja mengikutiku.”

Salah satu prajurit itu pun berteriak “kau akan selalu menjadi yang terhebat, Sparta yang terhebat !”

Mendengar itu, menjawab sambil dirinya tersenyum “begitu ya, aku lega.. Kami para Spartan adalah yang terkuat!”

Lalu dijelaskan di mana semua orang memuji punggung pria itu sang pemberontak yang melawan takdir dan menjalani hidupnya.

Leonidas pun langsung terjatuh dalam pelukan Dewa Apollo, sementara sembari memegang tangan Geirölul untuk terakhir kalinya sebelum jiwa mereka lenyap menjadi abu, Apollo berkata: allright Beauties, kalian adalah puncak dari keindahan.”

Heimdell kemudian pemenang ronde 9 pertempuran Ragnarok dimenangkan oleh Dewa Apollo dengan waktu 9 menit 30 detik.

Baca Juga: Link Streaming Resmi The Seven Deadly Sins: Four Knights of the Apocalypse Episode 4 Sub Indo di Bilibili

Lalu bagaimana nasib umat manusia saat ini?

Seluruh manga Record of Ragnarok bisa kamu baca di situs resmi ragnarokmanga.com.

Adapun link untuk membaca manga Record of Ragnarok chapter 83 dapat diakses melalui tautan yang tersemat

[KLIK DISINI

Demikianlah informasi seputar review manga Record of Ragnarok chapter 82 lengkap dengan link baca online.***

Editor: Ade Saepul Akbar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x