MANTRA SUKABUMI - Jon Bon Jovi menyentuh isu-isu sosial yang sedang hangat di Amerika pada tahun 2020, pada album studionya yang ke 15.
Album tersebut berisi lagu-lagu yang berkaitan dengan pandemi virus corona, hubungan ras, dan kekerasan polisi, tetapi dia mengatakan dia mengajukan pertanyaan, tidak memihak.
"Saya katakan itu topik daripada politik, bahwa saya tidak memihak," katanya kepada sebagaimana dikutip Mantrasukabumi.com dari cnalifestyle.channelnewsasia.com pada Sabtu, 3 Oktober 2020.
Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat
Baca Juga: Siap-Siap Timnas U-19 Garuda Muda Indonesia Segera Tanding Lagi, Lawannya Tim Tangguh Eropa
Tetapi dia menambahkan, "Saya mencoba untuk menganggap diri saya seorang saksi sejarah. Dan jika saya hanya menyaksikan sejarah, saya dapat menuliskan fakta-fakta dan mungkin saya dapat mengajukan pertanyaan. Tetapi di situlah saya ingin meninggalkannya."
Grup rock Bon Jovi, yang masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame pada 2018, dibentuk pada 1983 dan tetap menjadi salah satu artis terbesar di industri musik AS.
Band ini merekam album pada Maret 2019 di Nashville, dengan rencana untuk merilisnya pada Mei 2020. tapi itu ditunda hingga 2 Oktober.
Lalu dua lagu baru ditambahkan, Do What You Can, yang menampilkan para pekerja bertopeng Bon Jovi yang merayakan di garis depan pandemi, dan Perhitungan Amerika, tentang kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam, di bawah lutut seorang polisi Minneapolis.