Sementara untuk versi filmnya sendiri, kata "sadis" cocok disematkan kepada cara Di Ambang Kematian mengolah semua adegan gore dan jumpscare.
Wajah penuh darah, tangan penuh luka, hingga bentuk yang tidak lagi kita kenal terpampang secara nyata dalam film ini.
Tidak hanya berbicara soal adegan sadis, Storyline yang sangat padat bisa dirasakan oleh para penonton. Bahkan satu jam pertama terasa cepat karena kita dibawa masuk ke dalam cerita yang berjalan dengan tepat.
Penulisan skenario yang juga konsisten membuat tidak ada hal yang perlu dikritik dari sini.
Bahkan detail sekecil rumah yang harus selalu direnovasi-karena memang identik dengan orang yang melakukan pesugihan-juga diangkat di sini.
Peran Teuku Rifnu di film ini pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Sosok bapak yang sadis demi melancarkan praktik pesugihan itu mampu perankan dengan tepat oleh aktor kawakan kelahiran 3 Agustus 1980 ini.
Sebaliknya, sosok bapak yang ingin menjaga keamanan keluarganya juga berhasil ia hadirkan dengan baik pula.
Sedangkan untuk karakter-karakter lain, seperti Taskya Namya dan Yoda Wafda Saifan masih terbilang bisa dinikmati tanpa ada ruang untuk memberikan sanggahan.