WHO Sebut Risiko 'Infodemik' Akan Bahayakan Vaksin COVID-19

- 26 November 2020, 14:11 WIB
Ilustrasi WHO
Ilustrasi WHO //ANTARA/.*/ANTARA

MANTRA SUKABUMI - Pada awal Februari, pandemi global COVID-19 menyebar dengan cepat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan tentang "infodemik", gelombang berita palsu dan informasi yang salah tentang penyakit baru yang mematikan di media sosial.

Sekarang, dengan harapan bergantung pada vaksin COVID-19, WHO dan para ahli memperingatkan bahwa fenomena yang sama dapat membahayakan peluncuran program imunisasi yang dimaksudkan untuk mengakhiri penderitaan.

"Penyakit virus corona adalah pandemi pertama dalam sejarah di mana teknologi dan media sosial digunakan dalam skala besar untuk membuat orang tetap aman, terinformasi, produktif dan terhubung," kata WHO.

Baca Juga: BLT BSU Kemendikbud untuk PTK Non-PNS, Ini Ketentuan Khusus bagi Pengawas dan Kepala Sekolah

"Pada saat yang sama, teknologi yang kami andalkan untuk tetap terhubung dan terinformasi memungkinkan dan memperkuat infodemik yang terus merusak respons global dan membahayakan langkah-langkah untuk mengendalikan pandemi."

Lebih dari 1,4 juta orang telah meninggal sejak pandemi muncul di China akhir tahun lalu, tetapi tiga pengembang sudah mengajukan permohonan persetujuan agar vaksin mereka digunakan pada awal Desember.

Di luar logistik, pemerintah juga harus menghadapi skeptisisme atas vaksin yang dikembangkan dengan kecepatan rekor pada saat media sosial telah menjadi alat untuk informasi dan kebohongan tentang virus.

WHO mendefinisikan infodemik sebagai informasi yang melimpah, baik online maupun offline, termasuk "upaya yang disengaja untuk menyebarkan informasi yang salah".

Bulan lalu, sebuah studi dari Cornell University di Amerika Serikat menemukan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menjadi pendorong kesalahan informasi COVID-19 terbesar di dunia selama pandemi.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x