Pakar Kedaruratan Utama WHO: Situasi Amerika Selatan Tampak Lebih Suram, Jadi Episentrum Baru Corona

- 23 Mei 2020, 14:09 WIB
MIKE Ryan, the Executive director of the World Health Organization.*
MIKE Ryan, the Executive director of the World Health Organization.* //Naijazee

MANTRA SUKABUMI – Pandemi virus corona belum usai masih menjadi isu utama dunia dan bahkan keberadaannya membuat kewalahan pemerintah dan tim medis di sebagian negara.

Seperti halnya terjadi pada Amerika Selatan yang mana saat ini telah menjadi episentrum baru pandemi virus corona dengan Brazil yang kini paling terpukul dengan keberadaan virus tersebut.

Sementara kasus wabah virus corona terus alami peningkatan di beberapa negara Afrika yang mana sejauh ini memiliki angka kematian relatif rendah.

Menurut Dr. Mike Ryan seorang pakar kedaruratan utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), situasi di Amerika Selatan saat ini tampak lebih suram.

"Dalam arti tertentu, Amerika Selatan telah menjadi pusat baru untuk penyakit ini," kata Dr. Ryan dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat (22/5), sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari Antaranews.com.

Baca Juga: Peneliti Temukan Lempeng Raksasa Terbelah Jadi Dua di Samudra Hindia dengan Kecepatan Sangat Lambat

Brazil adalah "yang paling terpengaruh," dan pihak berwenang di sana telah menyetujui penggunaan luas obat anti-malaria hidroksiklorokuin untuk pengobatan COVID-19, kata dia.

Dr. Mike Ryan menegaskan bahwa bukti klinis tidak mendukung penggunaan obat secara luas terhadap penyakit, mengingat risikonya.

Sementara itu, pandemi COVID-19 telah mencapai tonggak sejarah di Afrika, dengan lebih dari 100.000 kasus dikonfirmasi.

Dalam sebuah pernyataan, WHO mencatat bahwa virus tersebut telah menyebar ke setiap negara di Afrika sejak kasus pertama dikonfirmasi di benua itu 14 minggu lalu. Tercatat 3.100 kematian dikonfirmasi di Afrika akibat COVID-19.

Menurut direktur regional WHO untuk Afrika Dr. Matshidiso Moeti, saat ini COVID-19 telah tiba di Afrika dan benua itu telah dihindarkan dari tingginya jumlah kematian yang telah menghancurkan wilayah lain di dunia.

"Meskipun begitu, kita tidak boleh dibuai dengan rasa puas diri karena sistem kesehatan kita rapuh dan kurang mampu mengatasi peningkatan kasus yang tiba-tiba," kata dokter yang berasal dari Botswana itu.

Baca Juga: Video Klip Suga BTS Belum Sehari Dirilis BigHit Langsung Jadi Trending Youtube

Sekitar setengah dari negara-negara Afrika mengalami penularan virus dari masyarakatnya.

Jumlah kasus COVID-19 meningkat hingga 50 persen di sembilan negara Afrika dalam sepekan terakhir, sementara kasus di negara lain menurun atau berada pada angka stabil.

Tingkat kematian yang rendah mungkin disebabkan separuh populasi benua tersebut adalah 18 tahun atau lebih muda.

Namun, Dr. Mike Ryan mengungkapkan kekhawatiran penyakit ini akan menyebar di benua dengan "kesenjangan yang signifikan" dalam layanan perawatan intensif, oksigen medis, dan ventilator.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x