Korea Selatan Terjebak di Tengah Ketegangan Perang Dingin Amerika Serikat dan Tiongkok

- 28 Mei 2020, 13:00 WIB
Tentara Korea Selatan sedang berjaga di wilayah perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara
Tentara Korea Selatan sedang berjaga di wilayah perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara /AFP

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari South China Morning Post, sama pentingnya seperti AS, Tiongkok sejauh ini merupakan mitra dagang terbesar Korea Selatan, yang membeli seperempat produk ekspor Korea Selatan.

Kerja sama Korea Selatan dan Tiongkok juga merupakan hal penting untuk mencegah Korea Utara menyerang. Seperti diketahui, Tiongkok merupakan sekutu dari negara yang kini dipimpin oleh Kim Jong Un.

Baca Juga: Tabrakan Kosmik antara Bima Sakti dan Galaksi Kerdil Sebagai Pemicu Terbentuknya Tata Surya

"Kami terjebak di tengah seperti udang di antara dua ikan paus. Kita harus melewati tali antara pertempuran AS dan Tiongkok untuk hegemoni global. Kami tidak dapat mengasingkan salah satu dari keduanya," ujar ekonom Choi Yang-oh di Hyundai Economic Research Institute.

Hong Kong telah menyerap barang-barang dari Korea Selatan senilai US$ 32 miliar tahun lalu yang menjadikannya pelanggan terbesar keempat kota itu.

Meskipun angka itu 31 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya karena protes anti-pemerintah yang telah terjadi di kota selama berbulan-bulan dan perlambatan global.

Tak hanya karena itu, posisi Seoul kian dipersulit oleh usulan undang-undang keamanan nasional Beijing untuk Hong Kong yang akan melarang pengkhiantan, mengharuskan pemerintah kota untuk membentuk lembaga melindungi kedaulatan dan memungkinkan lembaga dari Tiongkok daratan beroperasi di Hong Kong.

Artikel ini telah tayang seblumnya di tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dengan judul "Bak Udang Diapit Dua Ikan Paus, Korea Selatan Terjebak di Tengah Perang Dingin AS dan Tiongkok"

Baca Juga: Jamaah Harap Bersabar, Arab Saudi Belum Ambil Keputusan terkait Ibadah Haji Tahun 2020

Para kritikus khawatir undang-undang itu merinci akhir cetak biru pemerintahan 'satu negara, dua sistem' di mana Hong Kong memiliki otonomi dan kebebasan yang tidak dinikmati warga di daratan Tiongkok.

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x