Surat kabar AS The Washington Post pada hari Kamis melaporkan bahwa departemen tersebut menyusun "laporan intelijen" pada jurnalis yang menggunakan sistem pemerintah yang dimaksudkan untuk berbagi informasi tentang dugaan "teroris" dan aktor kekerasan, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Aljazeera.
Kepala Kepolisian Portland Chuck Lovell mengatakan dia yakin kolaborasi baru antara lembaga penegak hukum setempat akan dilihat "sebagai kemenangan dalam banyak hal".
"Banyak orang keluar untuk mengekspresikan ketidaksukaan mereka terhadap orang-orang dari pemerintah federal di sini dan terlibat dalam kontrol kerumunan dengan anggota komunitas kami," kata Lovell.
"Jadi saya berharap bahwa pada banyak tingkatan orang-orang bahagia dalam perkembangan ini," katanya.
Baca Juga: Idul Adha, Demi Protokol Kesehatan, Warga Bandung Dilarang Pinjam Golok
Demonstrasi Portland telah menarik hingga 10.000 orang untuk pawai dan demonstrasi damai.
Kekerasan yang muncul semakin diarahkan pada properti federal.
Pemerintah AS telah menangkap 94 orang pada hari Rabu. Selama dua bulan terakhir protes, Lovell mengatakan departemen kepolisian kota melakukan lebih dari 400 penangkapan dan mencoba banyak strategi untuk menghilangkan konfrontasi. "Sudah dua bulan," katanya.**