Hubungan AS-Iran Kian Panas, Khamenei Tuduh Washington Gerakan Protes Anti Pemerintah

- 1 Agustus 2020, 12:10 WIB
Ayatollah Ali Khamenei mengatakan sanksi AS adalah 'kejahatan' yang telah menyebabkan peningkatan kemandirian nasional di Iran [kantor pers pemimpin Iran / Badan Anadolu]
Ayatollah Ali Khamenei mengatakan sanksi AS adalah 'kejahatan' yang telah menyebabkan peningkatan kemandirian nasional di Iran [kantor pers pemimpin Iran / Badan Anadolu] /

Pemerintahan Trump mengatakan pihaknya bersedia untuk berbicara dengan Iran "tanpa prasyarat", tetapi bahwa AS akan melanjutkan kampanye tekanan terhadap bangsa itu.

Khamenei menyebut "musuh utama" AS Iran dan mendesak warga Iran untuk menentang tekanan AS.

Dia mengesampingkan negosiasi dengan Washington mengatakan Trump akan menggunakan pembicaraan untuk propaganda seperti yang dia lakukan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Di meja perundingan, Amerika ingin kita meninggalkan industri nuklir kita sama sekali, mengurangi kemampuan pertahanan kita dan melepaskan pengaruh regional kita," katanya.

Baca Juga: Kematian dan Jumlah Kasus Meningkat, WHO: Dampak Virus Corona Akan Terasa Jauh di Masa Depan

Sejak menarik diri dari kesepakatan nuklir, Washington telah menerapkan kembali sanksi yang telah secara tajam menurunkan ekspor minyak Teheran dan menjatuhkan sanksi pada aksesnya ke sistem perbankan internasional. Ini telah menekan sekutu dan saingannya untuk jatuh dalam barisan juga.

"Ini telah menyebabkan ekonomi negara itu secara alami kurang bergantung pada minyak," kata Khamenei, yang memberikan perkembangan positif.

Iran kemudian menanggapi penarikan AS dari perjanjian dengan perlahan-lahan meninggalkan hampir setiap aspek perjanjian, meskipun itu masih memungkinkan pengawas PBB akses ke situs nuklirnya.

Baca Juga: Bantu Djoko Tjandra, Brigjen Prasetijo Ditahan di Rutan Bareskrim Mabes Polri

'Tekanan maksimum'

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x