AS Katakan Tak Mungkin Gunakan Vaksin Virus Corona Tiongkok dan Rusia Saat Ras Memanas

- 2 Agustus 2020, 07:49 WIB
Ilustrasi Vaksin Corona
Ilustrasi Vaksin Corona /

MANTRA SUKABUMI - Pejabat penyakit menular Amerika telah menyuarakan keprihatinan atas keamanan vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh China dan Rusia ketika dunia berusaha mencari jawaban atas pandemi yang diperingatkan WHO akan terasa selama beberapa dekade.

Enam bulan setelah Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan keadaan darurat global, virus corona baru telah menewaskan sedikitnya 679.000 orang dan menginfeksi sedikitnya 17,9 juta, menurut hitungan AFP.

Ketika negara-negara di Eropa Barat mengumumkan penutupan baru dan melaporkan kemerosotan ekonomi bersejarah, badan kesehatan PBB mengatakan pandemi itu adalah krisis "sekali dalam satu abad" dan dampaknya akan dirasakan selama beberapa dekade.

Baca Juga: Djoko Tjandra Gaet Otto Hasibuan Jadi Kuasa Hukum

Beberapa perusahaan China berada di garis depan dalam perlombaan untuk mengembangkan kekebalan terhadap penyakit ini dan Rusia telah menetapkan target tanggal September untuk meluncurkan vaksinnya sendiri.

Tetapi pakar penyakit menular AS Anthony Fauci mengatakan bahwa tidak mungkin negaranya akan menggunakan vaksin apa pun yang dikembangkan di kedua negara, di mana sistem pengaturannya jauh lebih buram daripada di Barat.

"Saya benar-benar berharap orang China dan Rusia benar-benar menguji vaksin sebelum mereka memberikan vaksin kepada siapa pun," katanya kepada sidang Kongres AS, Jumat (31 Jul). "Klaim memiliki vaksin yang siap didistribusikan sebelum Anda melakukan pengujian, saya pikir, bermasalah, paling banter," seperti dikutip mantrasukabumi.com dari CNA.

Baca Juga: Google Maps Pertemukan Seorang Anak Dengan Ibu yang Sudah Meninggal 4 Tahun Lalu

Sebagai bagian dari "Operation Warp Speed" sendiri, pemerintah AS akan membayar raksasa farmasi Sanofi dan GSK hingga US $ 2,1 miliar untuk pengembangan vaksin COVID-19, kata perusahaan itu.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x