Tumpahan Bahan Bakar Minyak di Mauritius Membahayakan Ekologi, Greenpeace: Berisiko bagi Ekonomi

- 11 Agustus 2020, 15:20 WIB
Kapal tanker yang mengangkut 3.600 ton asal Jepang mengalami kebocoran di lautan Mauritius, Afrika pada 7 Agustus 2020.
Kapal tanker yang mengangkut 3.600 ton asal Jepang mengalami kebocoran di lautan Mauritius, Afrika pada 7 Agustus 2020. /* Twitter.com/@priyahein/

MANTRA SUKABUMI - Bahan bakar yang tumpah dari kapal curah Jepang yang kandas di terumbu karang di Mauritius dua minggu lalu menciptakan bencana ekologi, membahayakan karang, ikan, dan kehidupan laut lainnya di sekitar pulau Samudra Hindia, kata pejabat dan pemerhati lingkungan.

MV Wakashio, milik Perusahaan Perkapalan Nagashiki, menghantam terumbu di pantai tenggara Mauritius pada 25 Juli.

Pada hari Kamis, pemerintah mengatakan bahan bakar bocor dari celah di lambung kapal, dan Perdana Menteri Pravind Kumar Jugnauth menyatakan keadaan darurat lingkungan, memohon bantuan internasional.

Baca Juga: Penyebar Video Asusila Anak di Bawah Umur, Polisi Sebut Tersangka Raup Keuntungan Hingga Rp4 Juta

Kelompok lingkungan Greenpeace mengatakan tumpahan itu kemungkinan besar menjadi salah satu krisis ekologi terburuk yang pernah dialami Mauritius.

"Ribuan spesies di sekitar laguna yang masih asli di Blue Bay, Pointe d'Esny dan Mahebourg berisiko tenggelam di lautan polusi, dengan konsekuensi mengerikan bagi ekonomi, ketahanan pangan, dan kesehatan Mauritius," kata Greenpeace dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip mantrasukabumi.com dari Aljazeera pada Selasa, 11 Agustus 2020 pukul 11.33 WIB.

Prancis mengirimkan tim spesialis dan peralatan untuk membantu Mauritius menangani tumpahan minyak, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga: Tips Cepat mengisi Daya Ponsel dengan Mudah dan Sederhana

Perusahaan Perkapalan Nagashiki mengatakan telah mencoba membebaskan kapal tanker itu, tetapi upaya itu terhambat oleh cuaca buruk yang terus-menerus.

Kapal tanker itu didasarkan pada apa yang oleh Kementerian Lingkungan Hidup digambarkan sebagai zona sensitif, dengan bahan bakar yang bocor yang membahayakan kehidupan laut yang beragam yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.

Halaman:

Editor: Fauzan Evan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x