Israel–UEA Melakukan Perjanjian yang Menyakitkan Hati Masyarakat Palestina

- 15 Agustus 2020, 06:30 WIB
ilustrasi bendera Israel
ilustrasi bendera Israel /Pikiran Rakyat

MANTRA SUKABUMI – Perjanjian Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis untuk menormalkan hubungan, yang dianggap oleh banyak orang sebagai kejadian bersejarah yang menjadikan negara Teluk itu, negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan negara Yahudi, yang menciptakan kontroversi di ranah internasional.

Dunia terpecah atas kesepakatan itu karena banyak yang mengutuk langkah tersebut, sebagai aib bagi perjuangan Palestina selama beberapa dekade, sementara yang lain menyambutnya sebagai langkah diplomatik menuju stabilitas regional.

Kepemimpinan Palestina menyuarakan "penolakan dan kecaman keras" atas kesepakatan itu dan mengumumkan akan menarik utusannya dari UEA.

Baca Juga: SSAK3 Menjadi Peringkat Pemeran Acara Tv Non-Drama di Minggu ke-3

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut perjanjian itu sebagai "agresi" terhadap rakyat Palestina dan "pengkhianatan" terhadap perjuangan mereka, termasuk klaim mereka atas Yerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Hazem Qasem, juru bicara kelompok Islam Palestina Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, mengatakan kesepakatan itu "tidak melayani kepentingan Palestina," menyebutnya sebagai "hadiah untuk pendudukan dan kejahatan Israel."

Musuh berat Israel, Iran, mengutuk kesepakatan itu, dengan mengatakan rakyat Palestina "tidak akan pernah memaafkan normalisasi hubungan dengan rezim kriminal penjajah Israel dan keterlibatannya dalam kejahatannya."

Baca Juga: Keistimewaan Amalan Bacaan Surah Al-Fatihah, Diantaranya Dimudahkan Urusan dan Disembuhkan Penyakit

Tindakan itu merupakan tindakan "kebodohan strategis dari Abu Dhabi dan Tel Aviv yang tidak diragukan lagi akan memperkuat poros perlawanan di kawasan itu," kata kementerian luar negeri.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x