MANTRA SUKABUMI - Menteri luar negri (Menlu) Iran, Mohammad Javad Zarif buka suara terkait kasus yang terjadi di negara Prancis tersebut.
"Menghina Muslim adalah penyalahgunaan yang semata-mata mengambil keuntungan atas kebebasan berbicara," Ujar Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Senin, 26 Oktober 2020.
Terkait kasus pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis, sebut saja Samuel Partey, karena telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.
Baca Juga: Ingat Login e-form BRI Hanya untuk Cek Daftar Penerima BPUM UMKM Rp 2,4 Juta Bukan untuk Daftar
Baca Juga: Daftar Penerima BLT BPUM Rp2,4 Juta, BRI hanya Login eform.bri.co.id/bpum dengan No eKTP Saja
Kasus yang terjadi di Prancis itu, kini menjadi perbincangan di seluruh dunia.
Pernyataan Menlu Iran menjadi ungkapan yang jelas, terhadap ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap kritis terhadap Islam, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman antaranews.com pada Selasa, 27 Oktober 2020.
"Muslim adalah korban utama dari kultus kebencian," Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, tanpa secara langsung berbicara kepada Macron.
"Menghina 1,9 miliar Muslim dan kesucian mereka ”untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara. Itu hanya memicu ekstremisme," Tambahnya Mohammad Javad Zarif.
Macron, Presiden Prancis tersebut, serta memimpin penghormatan kepada seorang guru sejarah yang dipenggal kepalanya oleh seorang remaja Chechnya, karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.