Pemilu AS Bawa Perubahan, Tapi untuk Seoul Jadi Masalah Mendesak Terlepas Siapa Pemenangnya

- 27 Oktober 2020, 19:10 WIB
Donald Trump dan Joe Biden. / pixabay.com/id/photos/trump-presiden-amerika-serikat-2546104/geralt
Donald Trump dan Joe Biden. / pixabay.com/id/photos/trump-presiden-amerika-serikat-2546104/geralt /pixabay.com/id/photos/trump-presiden-amerika-serikat-2546104/ geralt


MANTRA SUKABUMI - Untuk Korea Selatan, masalah Perjanjian Tindakan Khusus negosiasi bagian Seoul dari biaya pemeliharaan Pasukan AS di Korea, akan menjadi masalah yang paling mendesak, kata para ahli.

Nasib Presiden AS Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden akan diputuskan dalam seminggu, tetapi untuk Korea Selatan kesulitan ada di depan terlepas dari pemenangnya.

Pembicaraan dimulai akhir 2019, tetapi kedua belah pihak sejauh ini gagal mempersempit perbedaan mereka. AS dikatakan meminta kenaikan 50 persen dari 1,04 triliun won ($ 923 juta) saat ini, sementara Seoul tetap teguh pada tawaran balasannya dari kenaikan 13 persen.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Baca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini

Para ahli mengatakan bahwa jika Trump memenangkan masa jabatan kedua, Washington kemungkinan akan meningkatkan tekanan untuk memenuhi tujuannya yaitu peningkatan 50 persen.

Kemudian pemerintahan Trump yang kedua dapat menghubungkan negosiasi dengan kemungkinan pengurangan Pasukan AS di Korea.

Dikutip mantrasukabumi.com dari koreaherald.com, bahwa masalah lain yang akan membebani Seoul adalah hubungan AS-China, terlepas dari siapa yang memenangkan pemilu.

“Kebijakan akan menjadi garis keras dari Trump dan Biden. Tidak ada yang dapat mengabaikan opini domestik (AS), dan Trump maupun Biden dapat melampaui itu”, kata profesor Kim Hyun-wook dari Akademi Diplomatik Nasional Korea.

“Ini masalah apakah akan ada perubahan dalam hal kebijakan, tetapi sikap garis keras akan dipertahankan”, lanjutnya, mengutip survei yang menunjukkan 77 persen publik AS berpendapat negatif. sentimen tentang China.

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Korea Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x