Network
MANTRA SUKABUMI - Presiden Donald Trump, hanya tinggal dua bulan lagi menjabat Presiden Amerika Serikat, pekan lalu ia meminta opsi untuk menyerang tempat nuklir utama Iran.
Akan tetapi keputusan tersebut ditolak oleh salah seorang pejabat Amerika Serikat, yang pada akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil langkah dramatis, kata seorang pejabat AS, Senin 16 November 2020.
Donald Trump membuat permintaan tersebut selama pertemuan Oval Office pada hari Kamis dengan membantu keamanan nasional.
Baca Juga: Solusi Makan, Belanja, dan Transportasi dari Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini
Baca Juga: Selain Bisa Cegah Kanker, Teh Hitam Juga Punya 4 Manfaat Kesehatan Unik Ini
Termasuk Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, penjabat baru Menteri Pertahanan Christopher Miller dan Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, kata pejabat.
Trump, yang menolak untuk menyerah dan menantang hasil pemilihan presiden 3 November, akan menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden pada 20 Januari.
Pejabat itu mengkonfirmasi diadakannya pertemuan di New York Times, yang melaporkan para penasihat membujuk Trump untuk tidak melanjutkan mogok kerja karena risiko konflik yang lebih luas.
"Dia meminta opsi. Mereka memberinya skenario dan dia akhirnya memutuskan untuk tidak maju," kata pejabat itu, dikutip mantrasukabumi.com dari laman CNA pada 17 November 2020.
Gedung Putih menolak berkomentar.
