Benarkah Empedu Beruang Bisa Obati COVID-19, EIA Angkat Bicara

- 27 Maret 2020, 09:45 WIB
Ilustrasi Beruang madu
Ilustrasi Beruang madu /Pikiran Rakyat/.*(Pikiran Rakyat)

Makanan laut bukan satu-satunya yang dijual, ular, rakun, landak dan rusa hanyalah beberapa hewan yang banyak diperdagangkan.

Hewan-hewan ini banyak bertebaran di sepanjang jalan setapak yang dipenuhi dengan kios dan para pembeli sebelum akhirnya pasar ditutup pada akhir Januari yang lalu.

Seorang juru kampanye satwa liar AIE dan spesialis Tiongkok, Aron White mengatakan bahwa membatasi makanan tapi mempromosikan obat-obatan yang mengandung satwa liar adalah hal ironi.

Baca Juga: Pangeran Charles Berjuang Melawan Virus Corona di Kediamannya dinyatakan Berangsur Membaik

"Membatasi makan satwa liar sambil mempromosikan obat-obatan yang mengandung bagian satwa liar mencontohkan pesan campuran yang dikirim oleh otoritasTiongkok tentang perdagangan satwa liar.

"Selain ironi mempromosikan produk satwa liar untuk pengobatan penyakit yang oleh komunitas ilmiah telah menyimpulkan berasal dari satwa liar.

Promosi berkelanjutan dari penggunaan satwa liar yang terancam dalam pengobatan sangat tidak bertanggung jawab dalam era hilangnya keanekaragaman hayati yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk perdagangan ilegal dan tidak berkelanjutan," ujar Aron White.

Baca Juga: Anggaran Ujian Nasional Sebaiknya Dialihkan untuk Masyarakat Terdampak Virus Corona

Meskipun saat ini masih belum jelas dari mana virus berasal, trenggiling atau trenggiling bersisik yang saat ini telah tergabung dalam deretan dugaan seperti halnya kelelawar, ular dan kucing liar.

Namun, diluar dari bahayanya bagi kesehatan, industri pertanian margasatwa bernilai sekitar 57 miliar dolar AS atau setara dengan lebih dari Rp 900 triliun.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x