Tata Cara Mandi Junub Menurut Gus Baha: Tidak Boleh Ada Sabun atau Sampo, Bisa Jadi Tidak Sah

3 Oktober 2021, 11:39 WIB
Gus Baha jelaskan tata cara mandi junub yang benar /Gus Baha'/@nasihat_gusbaha

MANTRA SUKABUMI - Ulama pakar tafsir Indonesia KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memberikan tata cara mandi junub yang benar.

Mandi junub merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk diketahui, sebab berkaitan dengan sah atau tidaknya suatu ibadah.

Menurut Gus Baha, saat mandi junub, tidak boleh ada sabun atau sampo terlebih dahulu sampai mandi junubnya selesai.

Baca Juga: 5 Hal Unik Gus Baha yang Belum Banyak Diketahui: Tidak Punya Media Sosial dan Tolak Gelar Doktor HC

Baca Juga: Dedi Mulyadi Sindir Netizen Soal Lesti Kejora: Dia yang Hamil Kok Kalian yang Repot, Aneh Kan?

Sebab lanjut Gus Baha, sampo atau sabun akan berpotensi merubah sifat air, sehingga dapat menyebabkan tidak sah.

"Syaratnya mandi atau wudhu itu jangan ada di tubuh sesuatu yang merubah air, misal sabun, sampo atau yang lainnya," ujar Gus Baha.

"Makanya kayak orang mandi junub itu banyak yang salah, jadi 1 ciduk air lansung pakai sampo," sambungnya.

Karena adanya sabun dan sampo itulah kemudian air berikutnya tidak bisa menghilangkan hadats besar.

"Berarti semua air ini tidak bisa menghilangkan hadats besar, karena posisi air yang ke seluruh tubuh berbau sampo," lanjut Gus Baha.

Karena itu beber Gus Baha untuk mandi junub sebaiknya menggunakan air bersih hingga mandi junubnya selesai, kemudian baru memakai sampo.

"Tapi kalau kamu pakai sampo dulu, kalau rambutnya banyak, maka potensi air yang menyebar sudah menjadi mutagoyyir," jelas Gus Baha.

Baca Juga: Doa dan Pujian Dedi Mulyadi Bagi Lesti Kejora dan Rizky Billar di Tengah Hujatan Netizen Soal Kehamilan

Karena itu tutur Gus Baha, salah satu syarat mandi junub adalah jangan ada di tubuh sesuatu yang disebut yughoyyiru ma (mengubah).

Gus Baha juga menjelaskan cara mandi junub yang benar agar dapat menghilangkan hadats besar.

"Ketika waktu mandi junub dari kepala, ya sudah kepala itu awwalul gushli. Kalau kamu siram wajah dulu, ya wajah awwalul gushli," kata Gus Baha.

Begitupun ketika orang mandi dada dulu, disiramkan di dada saat pertama kali, berarti dada itu disebut awwalul gushli.

"Pokoknya yang setiap bersamaan niat, awwalul fardhi, faham ya, jadi bebas, semua bentuknya awal bebas, cuma apapun pilihan Anda, langsung dibersamai niat," beber Gus Baha.

Gus Baha menegaskan sesuatu yang tidak dibarengi dengan niat, maka hal tersebut tidak dihitung sebagai mulai fardhu.

"Misalnya ada orang junub, terus ada sisa-sisa mani langsung dia mandi junub disiram, kan air yang melewati mani tadi, potensinya menjadi mutaghoyyir (berubah) karena mani tadi," tutur Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Alasan Orang Tidak Diampuni Allah karena Bersikap Jujur yang Ia Lakukan

Sehingga jika air tersebut menjadi mutaghoyyir, maka air tersebut tidak memiliki kemampuan rof'ul janabah.

"Makanya halangan-halangan ini harus dihilangkan, dan kotoran yang berpotensi merubah air harus kita hilangkan, termasuk adat memakai sampo itu hentikan ya, bahaya itu," tambah Gus Baha.

"Jadi misalnya nawaitu raf'al hadtsil akbar terus kamu pakai sampo, resikonya tadi semua proses ini mutaghoyyir, karena berbau sampo," sambung Gus Baha.

Kecuali lanjut Gus Baha, jika Anda dapat memastikan sampo itu bersih, namun kemungkinan hal itu sangat kecil.

"Ya itu tadi buktinya, barangkali kamu menyangka mandi sudah selesai, begitu pakai handuk masih berbusa, lah masih berbusa kan bukti semua air tadi kita berbau sampo, berarti statusnya mutaghoyyir,"

Karena itu Gus Baha berpesan untuk mandi junun tidak perlu memakai sabun atau sampo terlebih dahulu sampai selesai mandi junub, setelah itu baru bisa memakai sabun atau sampo itu.

"Jadi nanti seumpama tidak bersih-bersih banget, sudah selesai. Ya jadi jangan sampai ada sesuatu yang seperti meniru apa, mutaghoyyir," pungkas Gus Baha.***

Editor: Andriana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler