Gus Baha Jelaskan tentang Fitnah di Akhir Jaman dan Nahi Munkar

15 November 2021, 14:30 WIB
Gus Baha Jelaskan tentang Fitnah di Akhir Jaman dan Nahi Munkar./* /JG/Juniar/Gambar oleh Thomas Breher

MANTRA SUKABUMI – Gus Baha menjelaskan pada kajian Nashoihul Ibad tentang kemaksiatan di akhir zaman.

Dalam keterangan Gus Baha, ketika di akhir zaman nanti akan terjadi banyak sekali fitnah.

Menanggapi hal itu Gus Baha menganjurkan untuk mengabaikan suatu permasalahan yang sekiranya dapat menimbulkan akibat lebih parah.

sBaca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Maksudnya ialah tanpa mengesampingkan Nahi Munkar yang wajib ditegakkan. Bilamana kedapatan satu masalah dan diperingatkan akan hal tersebut berpotensi menjadi lebih buruk, maka lebih baik tinggalkan.

Dengan pembawaan yang ringan Gus Baha menjelaskan lebih rinci dengan cara bercerita untuk mengumpamakan perkara tersebut.

“Misalnya Rukhin punya anak yang masih puber nongkrong di perempatan. Ketika ada kyai yang lewat malah di suit-suit (nakal),” kata Gus Baha yang dikutip mantrasukabumi.com dari akun Youtube Santri Official pada Senin 15 November 2021.

“Oke, kita butuh nahi munkar; dengan memperingatkan anak tersebut. Tapi masalahnya, kita tahu anak-anak muda yang sedang nongkrong itu kalau dinasehati justru malah memukul kiai,” sambungnya.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Tentang Kenikmatan Dunia yang Membuat Manusia Lupa, Begini Keterangannya

Alhasil, dari perbuatan nakal (men suit-suit) remaja tersebut kemudian ditegur oleh kiai lalu berbuntut ingin memukul.

Lantas, Gus Baha menuturkan biarpun awalnya dengan niat baik belum tentu diterima baik pula.

Pasalnya yang terjadi adalah memicu suatu kemaksiatan tersebut menjadi lebih tinggi lagi.

Hal ini selaras dengan perkataan Imam Nawawi dalam beberapa kitab yaitu:

“Nahi munkar itu wajib jika tidak berpotensi melahirkan maksiat yang lebih besar”

Akhirnya Gus Baha menyimpulkan agar penegakan nahi munkar dilaksanakan secara perlahan (santun).

Sesuai dengan tradisi ulama yang memperhitungkan potensi terburuk dari perbuatan suatu kemaksiatan.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler