Penjelasan Gus Baha Tentang Bentuk Bumi Bulat atau Datar: Jangan Salah Menafsirkan

27 November 2021, 17:15 WIB
Penjelasan Gus Baha tentang Bentuk Bumi Bulat atau Datar: Jangan Salah Menafsirkan./ /Pixabay/Qimono

 

MANTRA SUKABUMI - Dalam satu ceramahnya Gus Baha menjelaskan tentang bagaimana bentuk bumi.

Gus Baha dalam satu ceramahnya mendapatkan pertanyaan tentang bentuk bumi apakah datar atau bulat.

Menurut Gus Baha, kalau misalkan bumi bulat lantas mengapa kita sholat menghadap kiblat.

Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021

Untuk lebih jelas tentang pertanyaan bagaimana bentuk bumi, datar atau bulat, simak penjelasan Gus Baha berikut ini.

Apakah Bumi itu datar karena Al-Qur'an menyebut Hamparan?

Gus Baha' menjelaskan dalam Al-Qur'an Surah Al-Kahfi pada ayat 86 mengenai kisah Raja Dzulkarnain disebutkan bahwa raja tersebut melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam.

Menariknya Al-Qur’an menyebutkan bahwa matahari bisa tenggelam di dalam laut.

"Padahal, kita tahu bahwa matahari berada di luar angkasa dan ukurannya jauh lebih besar, melebihi ukuran seluruh samudera di Bumi tentunya.

Bukanlah mataharinya yang tenggelam, melainkan pandangan Raja Dzulkarnain-lah yang melihat matahari tenggelam."ujar Gus Baha dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Santri gayeng pada Sabtu, 27 November 2021.

Kata Gus Baha hal ini menjadi perdebatan di kalangan mufassir, tentang apakah sifat-sifat Allah (yang disebutkan dalam firman-firman-Nya) dapat dipahami secara hakikat atau yang manusia kenali (mashadiqul lafdzi).

Misalnya dalam Al-Qur'an Surah Muhammad ayat 7 yang menyebutkan hal sebagai berikut: "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

"Ini jika dipahami bahwa Allah membutuhkan pertolongan, bisa-bisa kita kafir." kata Gus Baha.

"Kita juga bisa melihatnya dari kalimat tasbih, SubhanAllah, kalau kita meyakini bahwa kalimat tasbih kita menambah kesucian Allah, dari yang sudah Maha Suci menjadi lebih suci, bisa-bisa kita masuk neraka." lanjutnya.

Baca Juga: Luruskan Pemahaman Mengenai Nabi Adam AS Makan Buah Khuldi, Gus Baha: Karena Bujuk Rayu Setan

Kemudian Gus Baha juga ngatakan, maka dari itu, kata Syeikh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Syeikh Abu Bakar Al-Baqilani, semua lafadz itu tidak bermakna.

Yang memaknai itu hati masing-masing, bahasa hanyalah media komunikasi, kalimat tidak selalu benar.

Termasuk ketika Al-Qur’an membahas bentuk bumi yang ditengarai berbentuk datar.

Dalam QS Al Ghasyiyah ayat 20, Allah SWT berfirman,
وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ
"Dan bumi bagaimana dihamparkan..?"
Makna dihamparkan ini adalah seperti karpet. Karpet berbentuk datar.

Karpet jelas tidak berbentuk bola, maksudnya 'Seperti karpet' adalah dalam pandangan mata (Fi nadzaril ‘aini)."

Lalu Gus Baha mengatakan hakikatnya seperti apa?

"Menurut ilmu pengetahuan, jelas bahwa bumi itu berbentuk bulat menyerupai bola yang pepat di tengah.

Lalu, mengapa disebutkan bahwa bumi berbentuk hamparan yang Seperti karpet..?" kata Gus Baha.

"Ini seperti kutu yang ada di kepala kita pun bisa saja menyebut kepala kita hamparan seperti karpet". Jelasnya.

Menurut Gus Baha, buktinya, mereka bisa pergi kesana kemari, mengira kepala kita datar.

Tapi, apakah kepala kita datar seperti karpe.?

"Sekali lagi, inilah yang namanya ilmu Nadzar (pandangan), diambil dari ayat sebelum-sebelumnya QS. Al Ghasyiyah : 17 yaitu 'Afala yandzuruna' yang artinya: maka tidakkah mereka memperhatikan" pungkas Gus Baha.***

Editor: Dea Pitriyani

Tags

Terkini

Terpopuler