Gus Baha Urai Penyakit Hati Diantaranya Hasad dan Cinta Dunia, Singkirkan dengan Cara Berikut

1 Desember 2021, 19:34 WIB
Gus Baha Urai Penyakit Hati diantaranya Hasad dan Cinta Dunia, Singkirkan dengan Cara Beriku./ /Instagram.com/@gusbahaonline/

 

MANTRA SUKABUMI – Gus Baha atau KH Ahmad Baharuddin Nursalim dalam kajiannya memaparkan tentang dua sifat penyakit hati beserta cara menghilangkannya.

Menurut Gus Baha, dua penyakit hati ini merupakan perbuatan yang mesti dihindari manusia diantaranya cinta dunia, dan hasad atau hasud (dengki,iri).

Ketika terlampau mencintai dunia, Gus Baha anjurkan untuk qanaah (merasa cukup).

Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021

Sebab dengan qanaah kita dijauhkan dari rasa ambisius berlebihan seakan-akan tidak merasa cukup atas hasil yang telah diterima.

Kemudian, sifat penyakit hati selanjutnya adalah hasad/hasud (dengki atau iri).

Menurut Gus Baha cara menghilangkan sifat ini adalah dengan niat baik kepada orang lain.

“Jadi misalnya kamu dengki dengan zaid habis sholat lah latih; Ya Allah SWT semoga dosa-dosanya zaid Engkau ampun, rizkinya Engkau tambah,” ucap Gus Baha kepada jamaahnya yang dikutip oleh mantrasukabumi.com yang dilihat dari video kanal Youtube Ngaji Media pada Rabu, 1 Desember 2021.
Gus Baha menjelaskan terkadang sifat hasad ini datang dengan sendirinya, maka lawanlah dengan syariat yaitu mendoakannya.

“Melawan setan itu ibadah, tapi kalau nurutin setan itu berarti jadi kawan dekat,” ujar Gus Baha.

Tak berhenti di situ, kerapkali sifat ini menyulut angan-angan supaya orang yang dibenci tersebut hilang kenikmatannya dan dunia menjadi milik sendiri.

“Contoh kamu punya tetangga misalnya muballigh laris, kamu berharap dia menjadi tak laris dan kamu laris itu namanya hasud,” terang Gus Baha.

Maka, sebagaimana Malik bin Dinar yang mengatakan lawanlah sifat hasud dengan mendoakan orang yang kamu hasudi.

Baca Juga: Saat Doa Tidak Dikabulkan, Gus Baha: Nabi Juga Begitu Selalu Bersyukur

Kemudian, Gus Baha menukilkan perkataan muawiyah seperti berikut; Aku bisa menyenangkan siapa saja, terkecuali orang hasud nikmatku.

Sebab bagi orang yang memiliki sifat hasad ini akan merasa terpuaskan setelah nikmatnya hilang.

Hal ini selaras dengan keterangan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ
Terjemah:

“Hati-hatilah kalian dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau semak belukar (rumput kering),” ( HR Abu Dawud).***

 

Editor: Dea Pitriyani

Terkini

Terpopuler