Isi Kandungan Surat Al Ashr Ayat 1-3, Inilah Golongan Orang yang Tak akan Merugi di Akhirat Kelak

16 Mei 2022, 14:50 WIB
Isi Kandungan Surat Al-Bayyinah Ayat 1 Sampai 8 Tentang Orang-orang Kafir dan Musrik /Pixabay/Afshad

MANTRA SUKABUMI - Surat Al Ashr merupakan surat ke 103 dalam Alquran dan termasuk surat Makkiyah.

Didalam surat Al Ashr ini Allah SWT memberitahukan kepada hamba-hambanya tentang kunci keselamatan di akhirat.

Dan ini merupakan bagian dari isi kandungan surat Al Ashr, dimana dalam ayat-ayat tersebut dikabarkan golongan yang tidak akan merugi di akhirat kelak.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Humazah Ayat 1-9 Lengkap Tulisan Arab, Latin, Arti dan Makna per Ayat

Surat Al Ashr ini juga menunjukkan urgensi dan kemuliaan waktu sehingga Allah bersumpah dengannya..

Dalam surat Al Ashr ini disebutkan bahwa Semua manusia berada dalam kerugian, betapapun ia untung materi, kecuali yang memiliki empat kriteria.

Orang yang selamat dari kerugian akhirat yaitu mereka yang beriman, beramal shalih, saling menasehati untuk mentaati kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.

Juga dijelaskan dalan surat ini tentang pentingnya dakwah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Berikut ini mantrasukabumi.com rangkum dari quran.kemenag.go.id pada 16 Mei 2022, lafadz surat Al Ashr beserta tafsirnya:

وَالْعَصْرِۙ

Demi masa,

Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya yang sangat luas.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Fil Ayat 1-5, Kisah Pasukan Bergajah Raja Abrahah Ingin Hancurkan Ka'bah

Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda keagungan Allah.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. (Fussilat/41: 37) Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya.

Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat.

Adapun orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka beranggapan bahwa bila ditimpa oleh sesuatu bencana, hal itu hanya kemauan alam saja.

Allah menjelaskan bahwa masa (waktu) adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan, dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah, hal itu merupakan akibat tindakannya. Masa (waktu) tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ

sungguh, manusia berada dalam kerugian,

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Quraisy Ayat 1-4, Lengkap Makna, Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan.

Perbuatan buruk manusia merupakan sumber kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan.

Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepada-Nya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkannya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.

Di samping beriman dan beramal saleh, mereka harus saling nasihat-menasihati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih

Sumber: quran.kemenag.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler