Ukuran Khusyuk Dalam Shalat, Sebagai Penentu Ibadah Akan Diterima Allah SWT atau Tidak

29 September 2020, 10:30 WIB
Ilustrasi sholat. /Doknet. /

MANTRA SUKABUMI – Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh umat muslim secara khusyuk.

Terdapat dua ketentuan khusyuk dalam shalat, pertama yang tercermin dalam sikap, ketetapan hati, ketundukan diri, kerendahan hati, ratapan batin dan penyesalan diri.

Kemudian yang kedua adalah ketentuan khusyuk dalam shalat yang di tunjukan dalam setiap gerakan shalat dan bacaan-bacaannya.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Baca Juga: Kelestarian Ikan Pari Manta, Reproduksi Dua Hingga Lima Tahun Sekali dan Hanya Satu Anak Per Induk

Kedua ketentuan tersebut harus ada dalam shalat, jika salah satunya tidak terdapat dalam shalat, maka belum dikatkan sebagai shalat yang sempurna.

Sebagimana dikutip mantrasukabumi.com dari Kitab Asbabul Wurud, yang disarikan dari Kitab Al bayan Wat Ta’rif fi Asbabul Wurud Al Hadits Asy Syarif.

Hadits Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya hati ini khusyuk, niscaya khusyuklah anggota badannya”. (HR. At Tirmidzi dalam Nawadirul Ushul).

Baca Juga: Asyik, Pemerintah Berikan Bantuan BLT Rp 1 Juta Seniman, Cek Syarat Calon Penerima

Baca Juga: Berkomplot Bunuh Tokoh Anti Muslim Pamela Geller, David Divonis Ulang Usai Vonis 28 Tahun Penjara

Asbabul wurud, dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah SAW telah melihat seorang laki-laki bermain-main dengan jenggotnya saat sedang shalat”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya hati ini khusyuk, niscaya khusyuklah anggota badannya”.

Dalam sebuah hadits Nabi menjelaskan tentang hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Sesunggunnya shalat adalah ketetapan hati, ketundukan diri, kerendahan hati, ratapan batin dan penyesalan diri”.

“Engkau rendahkan dirimu seraya berkata, Allahumma, Allahumma, brang siapa yang tidka melakukan seperti itu maka shalatnya tidak sempurna”.

Baca Juga: Perluni di China Protes Wacana Dokter Asing di Indonesia

Nabi menempatkan ketentuan khusyuk pada urutan yang pertama, baru setelah itu disusul dengan ketentuan khusyuk yang kedua.

Lewat hadits diatas sesungguhnya Nabi ingin memberitahukan bahwa unsur kusyuk merupakan hal terpenting dalam shalat.

Sebab unsur inilah yang membedakan shalat dengan amaliyah lainnya, sekaligus menjadi penentu apakah shalat itu betul-betul diterima Allah SWT atau tidak.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler