Beginilah Hukum Dzikir Menggunakan Jari, akan Dimintai Pertanggungjawaban di Akhirat Kelak

- 16 Mei 2021, 14:15 WIB
Beginilah Hukum Dzikir Menggunakan Jari, akan Dimintai Pertanggungjawaban di Akhirat Kelak./*
Beginilah Hukum Dzikir Menggunakan Jari, akan Dimintai Pertanggungjawaban di Akhirat Kelak./* /Pexels/Hebert Santos.



MANTRA SUKABUMI - Semua amalan manusia ketika di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak termasuk dzikir.

Sebagian dari kita ada yang berdzikir menggunakan tasbih dan ada juga yang menggunakan jari.

Fungsi membaca dzikir menggunakan tasbih utamanya untuk menyebut nama Allah dan Rasul-Nya, sama dengan jari yakni untuk menghitung jumlah bacaan dzikir.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Sebut Benjamin Netanyahu Tetap Lanjutkan Perang hingga Juni, Pengamat: Dia Korbankan Rakyat Demi Berkuasa

Dilansur mantrasukabumi.com dari Dalam Islam.com pada Minggu 16 Mei 2021, berikut ini hukum dzikir menggunakan jari yang harus Anda ketahui.

Hukum berzikir memakai jari sangat disunatkan atau dianjurkan dalam Islam karena dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Hal ini dikarenakan setiap jari yang digunakan untuk berdzikir akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Sebagaimana dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu, beliau menceritakan:

“Saya melihat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghitung dzikir beliau dengan tangannya.”(HR. Ahmad, hasan oleh Syuaib Al-Arnauth)

Baca Juga: Andi Arief Sebut Ada Hubungan Lembek Jokowi terhadap Palestina, Ferdinand: Palestina Bukan Negeriku

Kemudian, dari Yusairah seorang wanita Muhajirah, dia berkata

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada kami : “Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilala illallah), dan bertaqdis (mensucikan Allah), dan himpunkanlah (hitunglah) dengan ujung jari jemari kalian karena  itu semua akan ditanya dan diajak bicara, janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Dari hadits tersebut dikatakan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk berdzikir membaca tasbih, tahlil, taqdis dl lain sebagainya menggunakan jari dan hal ini akan menjadi pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Selanjutnya dijelaskan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar, beliau mengatakan:

“Makna kata ‘al-aqd (menghitung) yang disebutkan pada hadits di atas adalah menghitung jumlah dzikir. Ini merupakan istilah orang Arab, yang bentuknya dengan meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri. Wallahu a'lam.” (Nataij Al Afkar fi Takhrij Ahadits Al Adzkar).

Baca Juga: Viral Video Pemudik yang Maki Petugas di Sukabumi, Hotman Paris : Segera Tangkap dan Proses Secara Hukum

Maksudnya cara yang digunakan untuk berdzikir menggunakan tasbih yaitu dengan menghitung jumlah dzikir yang dibaca.

Jari kanan digunakan untuk hitungan satuan sedangkan jari tangan kiri untuk menghitung ribuan.

Kemudian Ibnu Alan menjelaskan bahwa ada dua cara al-aqd atau menghitung dengan tangan yaitu menghitung dengan ruas jari atau al-aqd bil mafasil dan menghitung dengan jari atau al-aqd ashabi’. Beliau Mengatakan:

“Al-aqd bil mafasil (menghitung dengan ruas jari), bentuknya adalah meletakkan ujung jempol pada setiap ruas, setiap kali membaca dzikir. Sedangkan Al-aqd bil ashabi’ (menghitung dengan jari), bentuknya adalah jari digenggamkan kemudian dibuka satu per satu.”

Penjelasannya, cara pertama: hitung dengan meletakkan ujung jempol pada setiap ruas jari setiap akan membaca dzikir.

Baca Juga: Rizal Ramli: Ganjar Pranowo Hanya Modal Pencitraan untuk Jadi Capres 2024

Sedangkan cara keduan yaitu dengan bentuk semua jari dikepal dan ketika akan membaca dzikir satu persatu dibuka.

Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW memerintahkan kepada istri-istrinya dan kaum wanita dari kalangan sahabatnya untuk berdzikir dengan ruas jari.

“Hitunglah (dzikir) itu dengan ruas-ruas jari karena sesungguhnya (ruas-ruas jari) itu akan ditanya dan akan dijadikan dapat berbicara (pada hari kiamat).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi, dihasankan oleh an-Nawawi dan al-Hafizh, al-Albani dalam Silsilah Dho’ifah)

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah berdzikir dengan memakai jari harus menggunakan tangan kanan?

Sebagian ulama menganjurkan ketika kita melakukan dzikir dengan jari-jari maka yang digunakan adalah tangan kanan. Hal ini didasarkan pada perkataan Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu,beliau menceritakan.

Baca Juga: Semprot Refly Harun, Ferdinand: Gelar Hukum Panjang dengan Label Pakar Hukum Namun Memalukan dan Sesat

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdzikir dengan tangan kanannya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Baihaqi, dishahihkan al-Albani dalam shahih Abu Dawud).  

Atas dasar itulah, sebagian ulama menganjurkan untuk berdzikir dengan jari tangan kanan.

Hal ini dikarenakan Rasulullah SAW kerap menggunakan anggota badan bagian kanan untuk melakukan hal yang baik.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka mendahulukan bagian yang kanan ketika mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam semua urusan beliau.” (HR. Bukhari).  

Dzikir adalah hal yang sangat baik dan mengerjakannya dengan menggunakan tangan kanan akan jauh lebih baik lagi.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x