Jangan Tinggalkan Istigfar Meskipun Malas, Bisa Antarkan Pembacanya Masuk Surga, Berikut Sayyidul Istigfar

- 6 Juli 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Berdoa.
Ilustrasi Berdoa. /- Foto : WallpaperAccess

 

MANTRA SUKABUMI - Kalimat istigfar merupakan pengakuan bahwa diri banyak dosa dan kealfaan.

Rasulullah SAW memerintah umatnya untuk tidak meninggalkan membaca istigfar semalas apapun.

Salah satu pahala istiqomah membaca istigfar, terlebih sayyidul istigfar bisa mengantarkan pembacanya masuk ke surga.

Baca Juga: Ingin Rumah Tangga Berkah dan Rezeki Mengalir Deras, Ini Amalan Mbah Maimoen Tiap Masuk Rumah

Baca Juga: Amalan Mbah Maimoen Zubair agar Rezeki Mengalir Deras dan Barkah, Baca Doa Ini Setelah Shalat

Seorang yang mengaku muslim tentu saja ingin masuk ke dalam surga. Terlepas dari banyak atau tidaknya dosa yang dimiliki.

Rasulullah dalam haditsnya menjelaskan jika manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan kealfaan.

Dalam sebuah hadits dijelaskan "setiap anak Adam pasti bersalah, dan sebaik-baik yang bersalah ialah yang bertaubat".

Hal ini memberikan gambaran bahwa manusia pasti memiliki salah dan dosa, namun Allah Maha Pengampun yang ampunan-Nya lebih luas daripada dosa yang dilakukan seseorang.

Taubat secara bahasa ialah kembali kepada Allah, mengakui kesalahan, serta berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut. Salah satu bacaan taubat ialah Istigfar.

Istigfar merupakan bentuk pengakuan dosa yang dilakukan, kelemahan diri, dan mengakui Allah adalah Maha Pengampun. Banyak redaksi istigfar yang bisa dibaca dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Keutamaan bagi yang Baca Doa Masuk Pasar Ternyata Sebabkan Pembacanya Masuk Surga

Salah satu istigfar yang memiliki keistimewaan luar biasa, bahkan Rasulullah menjanjikan mereka yang membaca istigfar ini dengan pahala surga.

Istigfar ini yang dikenal dengan 'Sayyidul Istigfar' atau Rajanya Istigfar.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda terkait bacaan sayyidul istigfar dan pahala bagi yang membacanya:

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ الْعَدَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Al Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Busyair bin Ka’b Al ‘Adawi dia berkata; telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; kamu mengucapkan:

‘ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU ABUU`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABUU`U LAKA BIDZANBI FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU DZDZUNUUBA ILLA ANTA ‎

(Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu dan keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan, sekuat kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.) ‘.” Beliau bersabda: ‘Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.’

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan memberikan pemahaman kepada kita bahwa luasnya ampunan Allah melebihi segalanya.**

Editor: Andriana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah