Network
MANTRA SUKABUMI - Qunut merupakan hal yang selalu menjadi perdebatan di kalangan ummat Islam, karena hal ini sebuah hilafiah dalam beberapa pandangan para ulama.
Mazhab Syafii menyatakan bahwa membaca qunut sunnah hukumnya, jadi ketika kita ingin mendapatkan pahala sunnah maka bacalah qunut setiap shalat Subuh.
Menurut pendapat mazhab Hanafi bahwa qunut tidak dianjurkan dan tidak sunnah juga.
Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes
Dalam persoalan qunut jangan terlalu dibesar-besarkan, karena kedua mazhab tersebut mempunyai hujjah masing-masing yang bersumber dari hukum islam yang jelas.
Salah besar jika ada orang yang menyalahkan kelompok yang selalu membaca qunut pada waktu shalat subuh.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apabila kita pada waktu shalat subuh ingin membaca qunut namun tidak hafal, apa yang harus dilakukan?.
Dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal Youtube, Sabtu, 7 Agustus 2021, Buya Yahya memberikan solusi bagi orang yang ingin Qunut tapi belum menghafalnya.
“Jangan sampai anda karena tidak hafal Qunut ketinggalan keutamaan Qunut,” ujarnya.
Baca Juga: Inilah Alasan Kenapa Doa Rahasia untuk Orang Lain itu Mustajab, Tidak Ada Dorongan Riya Salah Satunya
Maka bagi yang tidak hafal, pengasuh pesantreh Al Bahjah itu memberikan bacaan lain sebagai pengganti bacaan Qunut.
“Maka anda bisa membaca doa apa saja, baca saja ‘Robbana atina findunya hasanah’ sampai selesai,” terangnya.
Namun, ketika membaca doa selain Qunut saat sholat subuh, sebaiknya dibaca pelan atau di dalam hati saja.
Menurut Buya Yahya hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan pertanyaan bagi yang lain.
“Jadi anda tetap berdiri untuk Qunut,” jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, seorang imam yang tidak hafal Qunut boleh membaca doa lain.
Baca Juga: 3 Rahasia Dibalik Doa Masuk Masjid Menurut Ustadz Adi Hidayat: Terdapat Kalimat Rohmatika atau Rahmat
“Tapi mendapatkan pahala yang sama,” terangnya.
Di samping itu, pengasuh pondok pesantren Albahjah ini menegaskan bahwa seseorang harus berpegang teguh pada salah satu mazhab agar bisa istiqomah dalam beribadah, tidak diperbolehkan berpindah mazhab dengan tujuan ingin kemudahannya saja.
Jika dalam hal tertentu dan mendesak baru dioerbolehkan pindah mazhab untuk sementara.***
