Bagaimana Hukum Mengkaji Ilmu Lewat YouTube? Begini Penjelasan Gus Baha

- 1 September 2021, 19:40 WIB
Gus Baha Ungkap Sosok Paling Terkuat Dibelakang Presiden Jokowi dan Prabowo
Gus Baha Ungkap Sosok Paling Terkuat Dibelakang Presiden Jokowi dan Prabowo /Mantrasukabumi/gayengco Verified •

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang kerap dipanggil Gus Baha, pernah menjelaskan hukum mencari ilmu melalui YouTube.

Gus Baha jelaskan dengan lugas dan cerdas perihal hukum mengkaji suatu ilmu melalui kanal YouTube yang memang sudah menjadi hal yang lumrah.

Sebelumnya Gus Baha sampaikan bahwa suatu kajian ilmu entah itu melalui YouTube atau media lain tetap isinya adalah kebaikan.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Sedangkan kata Gus Baha, merujuk pada kaidah fikih yang diterangkan para ulama, bahwa kebaikan itu tidak diperlukan untuk meminta izin.

Perihal mengaji lewat YouTube, itu pun suatu kebaikan yang sah-sah saja dalam kacamata ulama, bahkan tetap ada keberkahan.

"Itu tetap barokah, karena kebaikan tidak perlu meminta izin. Kalau kebaikan minta izin ya jadi repot! Hehe", Ucap Gus Baha. Sebagaiama dikutip mantrasukabumi.com dari iqra.id.

Gus Baha juga menyampaiakan yang menjadi rujukan atau dalil yang membahasa kebolehan melaukan kebaikan tanpa memninta izin itu dalam kitab fikih.

"Jadi, dalam kitab fikih disebut iktifaan bi idznis-syar’i (إكتفاء بإذن الشرع), karena syara’ akan memberi izin sama kebaikan", ujarnya.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Ibnu Abbas Protes ketika Nabi Bolehkan Orang Sholat Tapi Tetap Menipu

Kemudian Gus Baha menambahkan.

Semua kebaikan itu cukup iktifaan bi idznis-syar’i (إكتفاء بإذن الشرع).

Dalam kesemepatan lain, Gus Baha juga pernah menyampaiakan lebaikan itu pasti sudah benar.

Dengan ketemu langsung atau tidak, secara sanad itu sudah cukup.

Cuma ada kebenaran yang butuh jelimet (detail) dan butuh tahqiq (pengkajian). Nah, itu yang harus ketemu langsung.

Tapi, kalau kebenaran umum itu tidak perlu ketemu. Karena kebenaran bahasa lainnya adalah al-ma’ruf (المعروف), yakni sesuatu yang mudah dikenali oleh akal, nurani, dan sistem sosial.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Tirakat Penting di Akhir Zaman yang Harus Diketahui

Sedangkan lawan kata ma’ruf, munkar (المنكر) adalah sesuatu yang aneh.

Kata Gus Baha, kebaikan-kebaikan ini tidak butuh sanad karena semua pasti kenal.

Makanya, kebaikan itu disebut al-ma’ruf bermakna عرفه العقل (akal mudah menerima), sedangkan munkar bermakna أنكره العقل (akal menjadi aneh).***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah