Gus Baha: Hati-hati, Kalimat Tasbih Subhanallah Bisa Sebabkan Masuk Neraka

- 13 September 2021, 07:20 WIB
Gus Baha: Hati-hati, Kalimat Tasbih Subhanallah Bisa Sebabkan Masuk Neraka./*
Gus Baha: Hati-hati, Kalimat Tasbih Subhanallah Bisa Sebabkan Masuk Neraka./* /Tangkap layar YouTube/ Najwa Shihab

MANTRA SUKABUMI - Ulama Ahli Al-Qur'an dan Tafsir, Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalami menjelaskan tentang kalimat Tasbih.

Menurut Gus Baha kalimat tasbih bisa berpotensi menyebabkan pembacanya masuk neraka.

Hal itu dijelaskan Gus Baha sebagaimana dilihat mantrasukabumi.com dalam video yang kanal youtube Ngaji Online pada Senin, 13 September 2021.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Gus Baha mengatakan jika meyakini dengan kalimat Subhanallah bisa menambah kesucian Allah, bisa-bisa masuk neraka.

Oleh karenya, Gus Baha mewanti-wanti agar berhati-hati terkait sebuah keyakinan yang berhubungan dengan sifat dan dzat Allah.

"Kita juga bisa melihatnya dari kalimat tasbih, SubhanAllah. Kalau kita meyakini bahwa kalimat tasbih kita menambah kesucian Allah, dari yang sudah Maha Suci menjadi lebih suci. Bisa-bisa kita masuk neraka," jelas Gus Baha.

Penjelasan Gus Baha tersebut didasarkan sebuah riwayat yang menceritakan seorang waliyullah.

"Seorang waliyullah, Abu Yazid Al-Busthami pernah mukasyafah (dibukakan rahasia Allah). Beliau membaca "Subhanallah, Subhanallah," ungkap Gus Baha.

Dalam mukasyafahnya Abu Yazid Al-Bustomi ditanya apa.yang tengah dibacanya.

"Abu Yazid, apa yang kau baca?" "Baca Tasbih ya Rabb". "Apa itu Tasbih?" "Menyucikan Engkau Ya Rabb," ujar Gus Baha menceritakan.

Sontak mendengar hal tersebut Abu Yazid tercengang dan langsung menangis.

Baca Juga: Gus Baha Sebut Nabi Adam Tak Tergoda Setan dan Tak Salah saat Makan Buah Khuldi

"Apakah Aku tidak suci sehingga perlu kau sucikan?" Mendengar itu, Abu Yazid menangis kemudian belajar ilmu Nahwu," ucap Gus Baha.

Makanya kata Sayyid Abdullah Al-Haddad: "Hamba mengesakan Tuhan, Maha Suci Allah dari pengesaanku, sedangkan Dia adalah esa. Kalimat itu keluar saking takutnya salah.

"Maka dari itu, kata Syeikh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Syeikh Abu Bakar Al-Baqilani, semua lafadz itu tidak bermakna," jelasnya.

"Yang memaknai itu hati masing-masing. Bahasa hanyalah media komunikasi. Kalimat tidak selalu benar," pungkasnya.***

Editor: Indira Murti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah