فَإِذَا دَخَلْتُم بُيُوتًا فَسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُبَٰرَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (QS. An Nur: 61).
Menurut Gus Baha, mengucapkan salam di rumah yang tidak berpenghuni atau tidak ada seorang pun di rumah tersebut tidak wajib, namun hanya disunnahkan saja.
Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata,
ا ل البيت المسكون، ليقل: السلام لينا، لى اد الله الصالحين
Artinya:
“Jika seseorang masuk rumah yang tidak didiami, makalah” Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillahish sholihiin (salam bagi diri kami dan salam bagi hamba Allah yang sholeh)” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod 806/ 1055. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Al Fath, 11:17).
Hal di atas dijelaskan Gus Baha diucapkan ketika rumah kosong, tapi jika ada keluarga atau pembantu di dalamnya, maka tetaplah “Assalamu 'alaikum”.
Akan tetapi jika memasuki masjid, maka gunakanlah “Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillahish sholihiin".
Baca Juga: Tata Cara Mandi Junub Menurut Gus Baha: Tidak Boleh Ada Sabun atau Sampo, Bisa Jadi Tidak Sah
Sedangkan Ibnu 'Umar menganggap salam yang terakhir ini diucapkan ketika memasuki rumah kosong.