Benarkah Nabi Anjurkan Umatnya Setelah Menikah Miliki Banyak Anak, Ini Jawaban Gus Baha

- 7 Oktober 2021, 07:56 WIB
Gus Baha menjelaskan hadits anjuran Nabi setelah menikah memiliki banyak anak
Gus Baha menjelaskan hadits anjuran Nabi setelah menikah memiliki banyak anak /Jurnal Presisi

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan maksud hadits Nabi yang menganjurkan memiliki banyak anak setelah menikah.

Gus Baha mengatakan, dirinya pernah berdebat dengan seorang ulama yang dikenal alim.

Hal itu disampaikan Gus Baha dalam sebuah ceramah yang diunggah kanal YouTube Kajian Cerdas Official pada 8 Mei 2020.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Dekati Areal Longsor Meski Berbahaya: Pegawai Juga Sama Beresiko, Nyawa Manusia Wajib Terlindungi

Baca Juga: Gus Baha Ajarkan Doa yang Harus Dibaca Tiap Hari Agar Ketika Lakukan Dosa Diampuni Allah SWT

"Debatnya tidak pakai nafsu. Cuma dia hafalan hadisnya, sehingga terlalu kuat rasionalnya," ujar Gus Baha.

Gus Baha lantas membacakan salah satu hadits Rasulullah SAW. Nabi pernah bersabda:

تناكحوا تناسلوا فإني مباه بكم الأمم

"Kata Nabi, kalau kamu nikah, maka cepat-cepat punya anak, kalau bisa banyak. Karena nanti aku bangga kalau umatku banyak," lanjut Gus Baha.

Gus Baha kemudian menjawab jika dirinya hal tersebut termasuk teori matematika yang fardhu ‘ain dalam konteks tertentu.

Namun ulama tersebut membantahnya. Menurut dia potensinya sama. Misalnya, Anda punya anak sepuluh dengan ekonomi kualitas rendah, mending anak dua dengan ekonomi bagus.

"Misalnya penghasilan Anda satu juta sebulan, kalau punya anak sepuluh kan miskin," kata Gus Baha.

"Tapi, kalau penghasilan satu juta anak dua kan lumayan. Membayangkannya istri satu ya, jangan bayangin macam-macam," sambungnya.

Baca Juga: Gus Baha Ungkapkan Dirinya Pernah Ditawari Poligami oleh Kyai Madura, Begini Jawabannya

Namun Gus Baha memiliki pandangan lain, baginya, orang takut terlantar punya anak dua itu bagus. Namun menurutnya dalam konteks tertentu banyak anak itu wajib.

"Misalnya begini. Saya kemarin lama di Jogja ketemu pakar matematika, dia tanya begini, “Gus, saya minta saran, hadis Nabi filosofinya memakai eksak"," kata Gus Baha.

Dirinya lanyas memberikan contoh dengan hadis tersebut. Misalkan, ada suatu desa, bayangkan misalnya di NTT atau Papua. Kemudian bayangkan di desa tersebut semua sudah menggunakan sistem demokratis.

"Ada orang kafir berjumlah 500, orang Islam berjumlah 500. Kan posisinya 50:50 (fifty-fifty)," beber Gus Baha.

"Kalau orang kafir nanti punya anak sekitar 10, berarti jadi berapa? 500 kali 10? 5000. Sedangkan orang Islam punya dua anak 2 saja, berarti jadi berapa? 1000," sambungnya.

Dengan begitu, berarti orang kafir jumlahnya 5500 dan orang Islam hanya 1500 termasuk ayah-ibunya.

"Hal ini kalau ada pemilihan desa (Pildes), secara demokratis pasti yang menang adalah orang kafir. Akhirnya orang Islam jadi minoritas dipimpin kafir," jelasnya.

Baca Juga: Kisah Gus Baha Sering Didatangi Orang Fasik dan Bertato: Idola Kyai Tapi Jangan Suruh Sholat Gus

Hal tersebut lanjut Gus Baha, belum termasuk tradisi-budaya, orang mengobrol di perempatan, di warung kopi, di jalan, di angkot, tukang becak, tukang dokar, objek yang mayoritas kafir.

"Sehingga kata “Allah di sini (desa tersebut) menjadi asing," tegas Gus Baha.

Begitu pun sebaliknya, jika ada orang Islam punya anak 10, sementara orang kafir menggunakan KB, berarti orang Islam ada 5500, sementara yang kafir hanya 1500.

"Misalnya, Pemilihan Desa ya menang, nanti di warung-warung juga berucap “Allah”, misalnya setelah minum baca “Alhamdulillah, meskipun tidak sholat," ungkap Gus Baha.

Itulah tutur Gus Baha, maksud Nabi jika setelah menikah harus punya anak banyak. Dalam konteks seperti ini katany, memperbanyak anak tentu fardhu ‘ain.

"Karena akibatnya sekali saja kamu tidak banyak, mereka yang banyak. Akhirnya kalah kepemimpinan, kalah budaya, kalah tradisi," pungkas Gus Baha.***

Editor: Andriana

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x