Gus Baha berpesan agar tidak menjadikan keduanya perdebatan sengit, karena masalah utama umat Islam yaitu tercerabutnya ilmu.
Baca Juga: Logika Syirik Bergantung pada Batu Akik dan Keris Sama dengan HP, Gus Baha: Begini Solusinya
Gus Baha membayangkan jika sedari awal masalah qunut subuh dan yang tidak mengamallkan selalu dikaitkan dengan mazhabnya masing-masing.
“Coba dari awal anda katakan yang tidak qunut itu Abu Hanifah, yang qunut itu Imam Syafi’i maka melihat orang yang tidak qunut itu keren,” terang Gus Baha.
Keren maksud Gus Baha karena mengikuti mazhab Hanafi, begitu juga yang mengamalkan qunut subuh juga mantap karena Syafi’i.
Tetapi ini tidak terjadi di akhir zaman ini lalu menjadi politik identitas, tidak mungkin KH. Hasyim Ashari memaksa orang untuk qunut.
Begitu pula KH. Ahmad Dahlan tidak mungkin melarang orang untuk qunut subuh, karena keduanya pernah mengaji bersama-sama.
Sebelum dan saat memberikan kejiannya, Gus Baha beberapa kali menyindir Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Arab Saudi yang juga hadir.
Dubes Agus Maftuh Abegebriel yang hadir ternyata sudah berbicara lebih awal dan juga menyindir Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Rahmat Allah yang Turun ke Bumi, Begini Cara Takwil dalam Alquran