Network
MANTRA SUKABUMI - Berikut penjelasan Gus Baha tentang hukum menikah dengan orang yang tidak baik.
Gus Baha menjelaskan bahwa dalam Al-Qur'an telah membahas hukum menikah dengan orang tidak baik dalam pandangan islam.
Ayat Al-Qur'an yang dijelaskan Gus Baha dalam pengambilan hukum menikah dengan orang tidak baik adalah Qs:An-Nur.
Baca Juga: Hati Tertutup dan Lupa Bersyukur Akibat Sifat Manusia, Menurut Gus Baha Salah Satunya Ragu
Gus Baha juga memberikan sebab turunnya ayat tersebut dengan sangat jelas.
الزَّانِي لَا يَنكِحُ إلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ ﴿٣﴾
Alzzanee la yankihu illa zaniyatan aw mushrikatan waalzzaniyatu la yankihuha illa zanin aw mushrikun wahurrima thalika AAala almumineena
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.
"Jadi kebanyakan orang yang nakal dapat orang nakal, orang baik mendapatkan orang baik, itu kebanyakan," ucap Gus Baha seperti dilihat mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Ngaji Melu Kyai.
Pasangan yang cocok untuk masing-masingnya sebagaimana yang telah disebutkan tadi.
Maksudnya orang baik dapat orang baik, orang buruk dapat orang burung, itu yang munasabah.
Tapi kalau masalah urusan takdir kita tidak pernah tahu bagaimana.
"Maksudnya disini, adatnya seperti itu tapi kalau urusan sudah takdir, ada saja orang baik dapat orang nakal dan orang nakal dapat orang baik, itu takdir," lanjut Gus Baha.
Gus Baha kemudian menjelaskan sebab turunnya ayat di atas.
Baca Juga: Bukan Ular, Ini Hewan yang Bila Ada di Rumah jadi Bahaya dan Tanda Buruk, Gus Baha: Sunnah Dibunuh
"Ayat ini ada sebabnya ketika turun, yang jelas ayat ini jangan dimasukan ke dalam hati, begini ceritanya, ada sahabat saleh dan miskin, saking tidah betah dengan keadaan miskinnya dia punya selingkuhan pada zaman jahiliyah, ketika menemani Nabi Muhammad ke Madinah dia tetap miskin," ucap Gus Baha.
Hingga tahun ke-8 dia tetap melarat, teman-temannya sudah kaya dia tetap miskin.
Ketika fathu makkah bertemu selingkuhannya yaitu namanya Ana, dia adalah perempuan paling cantik di Madinah.
Lelaki tadi dirayu lagi, "kalau kamu menikah dengan saya kamu tidak akan terlalu miskin."
"Sekarang aku sudah tidak bisa zina, islam telah melarang itu," jawab lelaki tadi.
"Kalau zina dilarang nikahi saja aku," rayu perempuan lagi.
Kemudian perempuan tadi akan menjamin biaya pernikahan, akan tetapi uangnya itu hasil dari perzinahan.
Sahabat tadi sempat pikir-pikir, "wah cocok ini."
Dia mengira, biasanya Nabi kalau sudah melihat umatnya sudah baik, maka ketika melakukan apapun tidak masalah.
Sahabat itupun berkata pada Nabi Muhammad, " Ya Rasulallah, saya itu duku suka sama Ana, sekarang dia mau saya nikahin, ini tidak selingkuh ya Rasulallah, tapi menikah?"
Akhirnya turun ayat, tidak pantas orang saleh itu menyukai, maksudnya disini walaupun niatnya menikahi.
Karena motivasinya demi keuntungan duniawi atau pendapatan ekonomi.
"Akan tetapi, kalau motivasinya demi menaubatkan itu baik, makanya tidak masalah kalau motivasinya menaubatkan, tinggal kuat yang mana?" ucap Gus Baha.
"Ini tolong diperhatikan, ayat ini diturunkan tatkala orang-orang miskin dari kalangan sahabat Muhajirin berniat untuk mengawini para pelacur orang-orang musyrik, karena mereka orang-orang kaya," pungkas Gus Baha.***
