Saksi Zina Harus Empat Jadi Bukti Sempurnanya Tatanan Hukum Islam, Gus Baha: Kalau Tidak Bisa Kacau

- 9 Desember 2021, 19:55 WIB
Saksi Zina Harus Empat Jadi Bukti Sempurnanya Tatanan Hukum Islam, Gus Baha: Kalau Tidak Bisa Kacau./*
Saksi Zina Harus Empat Jadi Bukti Sempurnanya Tatanan Hukum Islam, Gus Baha: Kalau Tidak Bisa Kacau./* /Tangkap layar/@kajian.gusbaha

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha bahas saksi perbuatan zina yang harus ada empat orang dan menjadi bukti kesempurnaan Islam.

Gus Baha mengatakan bahwa jika tidak sesempurna itu, maka tatanan hukum Islam bisa kacau hanya karena suami kecewa.

Menurut Gus Baha, sekalipun Rasulullah SAW yang seorang nabi tetap Allah SWT tidak berikan otoritas sesuka hatinya.

Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Gus Baha menjelaskan bahwa Rasulullah SAW hanya diberikan hukum pokok yang membuat tatanan kehidupan umat tetap baik.

Selanjutnya Gus Baha memberikan misal seperti dalam kasus Hilal bin Umayah yang menuduh istrinya berbuat zina secara sepihak.

“konsekuensinya istri dirajam,” ujar Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah akun instagram @ngaos_gusbaha pada 12 Maret 2020.

Itu seandainya dibenarkan oleh Rasulullah SAW maka bisa-bisa seluruh suami yang hanya karena perasaan kecewa menuduh istrinya.

Padahal sebenarnya istrinya orang yang baik hanya karena kesalahan kecil maka kecewa dan menuduhnya berbuat keji zina.

Jika begitu diperbolehkan Rasulullah SAW maka betapa rusaknya tatanan hukum Islam, membenarkan suami dan istri pun dirajam.

Menurut Gus Baha, kondisinya akan menjadi sangat kacau. Maka disitulah letak penting adanya empat orang saksi.

Gus Baha menasehatkan agar jangan sebaliknya mengatakan ‘jika harus mencari empat orang maka zina keburu selesai duluan’.

Baca Juga: Jangan Mengeluh saat Uang Habis karena Rawat Orang Tua, Gus Baha Beri Contoh Rasa Bakti pada Ibu Tanpa Pamrih

“Selesai ya sudah, untuk apa terlalu meneliti kegiatan orang, kelihatan pengangguran sekali. (Atau mengatakan kondisi) secara medis,” terang Gus Baha.

Maksudnya secara medis suami seseorang yang terkena stroke sudah tidak mungkin melakukan hubungan seks dengan istrinya.

Bagi Gus Baha, tidak ada gunanya sampai membicarakan detail kondisi medis yang terlalu mendalam hingga membayangkan keadaannya.

Hal semacam tersebut menurut Gus Baha termasuk ke dalam hobi suudzon (berprasangka buruk), lebih baik berkata apa adanya.

Jika tidak tahu katakan saja seperti itu dan urusan akan selesai, dan di akhirat kelak tidak akan ditanya oleh Allah SWT.

Tidak mungkin Allah SWT menanyakan hasil detail dari urusan seakan ‘investigasi’ semacam itu, maka ikutilah petunjuk Rasulullah SAW.

“Su’udzon kok jadi hobi, bilang saja tidak tahu sudah aman, di akhirat kelak kamu juga tidak bakal ditanya oleh Allah SWT,” kata Gus Baha.*** 

Editor: Indira Murti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x