Cara Menghargai Pasangan Sebelum Akad Nikah, Gus Baha Sebut Mahar Harus Seperti ini

- 10 Desember 2021, 06:41 WIB
Cara Menghargai Pasangan Sebelum Akad Nikah, Gus Baha Sebut Mahar Harus Seperti ini./
Cara Menghargai Pasangan Sebelum Akad Nikah, Gus Baha Sebut Mahar Harus Seperti ini./ /Sumber tangkap layar./pixabay.com

MANTRA SUKABUMI- Gus Baha adalah salah satu ulama Nahdatul Ulama ternama, ia kerap kali memberikan kajian yang relevan dalam kehidupan salah satu contonya mengenai mahar.

Di zaman ini banyak orang yang salah mengartikan mahar, Gus Baha mengungkapkan bahwa ada hal yang harus dipenuhi bukan hanya hal itu, namun kebermanfaatannya juga perlu.

Dalam kajiannya Gus Baha mengajarkan bagaimana cara menghargai pasangan sebelum akad salah satunya memberi mahar yang layak.

Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021

Tentu mahar yang layak maksud di sini tidak ada ukurannya namun upaya untuk memenuhi ingin memberikan yang terbaik.

Gus Baha pun dalam kajiannya mempertanyakan, mengapa ada orang yang menikah dengan mahar hanya seperangkat alat sholat.

Memang hal itu tidak dilarang, namun seharusnya mahar memiliki manfaat untuk kehidupan, jika mahar hanya seperangkat alat sholat tentu tidak cukup.

Padahal mahar bisa menjadi penjemput keberkahan seseorang ketika menikah, sehingga dalam hadits diterangkan bahwa sebaik laki-laki memberi mahar yang besar dan sebaik perempuan yang meringankan.

Artinya keduanya berupaya untuk menyenangkan pasangan, laki-laki memberi yang terbaik dan perempuan tidak ingin memberatkan perempuan.

"Makanya saya minta, pernikahan yang barokah," ucap Gus Baha sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari video dilihat di kanal YouTube SANTRI OFFICIAL pada Jumat 10 Desember 2021.

Gus Baha menjelaskan bahwa di Sarang sudah melaksanakan amalan itu yaitu memberi yang terbaik mengenai bahar untuk menjemput keberkahan.

Baca Juga: Hindari Tagih Hutang Secara Berlebihan Tanpa Kepentingan Mendesak, Gus Baha: Waras atau Tidak?

Sehingga tidak heran apabila para guru dan kyainya memberikan masukan kepada muridnya untuk memberikan mahar yang terbaik.

Gus Baha dalam penjelasannya mengangkat cerita yang pernah dilihatnya secara langsung.

Ketika ada santri pengabdian yang sudah senior hendak menikah maka maka Mbah Moen memberikannya satu sapi hidup untuk dijadikan mahar.

"Saking dermawannya Mbah Moen, beliau menyumbang sapi, sapi hidup," ungkap Gus Baha.

Mbah Moen memberikan sapi itu sebagai bentuk apresiasi kepada santri senior yang telah mengabdi dan sekaligus mengajarkan bahwa mahar harus yang terbaik.

Karena Mbah Moen memberikan sapi untuk santri senior untuk dijadikan mahar.

"Artinya, Allah sendiri menggambarkan besar kecilnya mahar itu sejumlah tidak terhitung," ucap Gus Baha.

Hingga apabila jumlahnya banyak, maka dipandang luar biasa saat seorang wanita menetapkan maharnya digunakan makan keluarga.

"Dan maharmu kecil, apa dapat dikonsumsi sekeluarga?" bertanya Gus Baha.

Selanjutnya Gus Baha menjelaskan, "bila mahar nikah itu seperangkatan alat sholat, apa dapat dipakai saat kondisi kritis?" pungkasnya.***

 

Editor: Dea Pitriyani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah