Network
MANTRA SUKABUMI - Berikut penjelasan Gus Baha mengenai salah satu aturan fiqih sholat jenazah yang benar.
Sholat jenazah dilakukan ketika seseorang telah dikatakan tidak bernyawa atau meninggal.
Gus Baha menjelaskan aturan fiqih ini wajib dipahami oleh seorang anak ketika bapaknya meninggal.
Pasalnya, Gus Baha mengatakan bahwa secara aturan fiqih yang paling berhak jadi imam sholat jenazah ketika seorang bapak meninggal itu adalah anaknya.
"Makanya ketika bapak saya wafat, ada gelombang makmum yang saya imami, meskipun sebagian diimami oleh masyayikh Sarang," ucap Gus Baha seperti dilihat mantrasukabumi.com dari unggahan video di kanal YouTube Santri Muda Gus Baha.
Jadi Gus Baha menceritakan ketika bapak beliau wafat, Gus Baha pernah menjadi imam sholat.
Walaupun sebagian besar gelombang sholat mayit itu diimami oleh para alim ulama lain.
"Karena memang aturan fiqih seperti itu, jadi kalau bapak anda meninggal jika anda bisa mengimami, tidak harus sempurna yang penting tidak rukuk dan tidak sujud," pungkas Gus Baha.
Lebih lanjut Gus Baha menegaskan walaupun sholat mayit anda tidak sempurna, asalkan tidak rukuk dan tidak sujud maka tidak apa-apa.
Baca Juga: Tips Melawan Godaan Setan Ala Gus Baha: Menonton Sinetron
"Memang seperti itu dalam agama, jika ada orang yang mati, mestinya yang jadi imam itu anaknya," ucap Gus Baha.
Gus Baha mengatakan apabila bapak beliau yang meninggal, maka yang berhak menjadi imam sholat jenazah itu Gus Baha.
"Mestinya yang berhak jadi imam sholat mayit itu saya kalau secara aturan fiqih," ucap Gus Baha.
Karena alasannya, orang yang paling menyayangi bapak itu adalah anaknya.
Karena tetap secara aturan fiqih, yang paling berhak menjadi imam sholat mayit ketika seorang bapak meninggal adalah anaknya.
Demikian penjelasan Gus Baha mengenai salah satu aturan fiqih sholat jenazah yang benar, semoga bermanfaat.***
