يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak bersuci ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah).” (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292).
92).
Dari Ka'ab bin Malik رضي الله عنه berkata,
عـن ڪعـب رضـي اللـه تعالـﮯ عنـه قـال :
" اتقـوا النميمـة ، فـإن صاحبهـا لا يستريـح مـن عـذاب القبـر."
[موسوعـة ابـن أبـي الدنيـا 4/405]
"Takutlah kalian dari namimah (adu domba) karena sesungguhnya pelakunya tidak pernah istirahat dari siksa kubur." ( Mausu'ah Ibnu Abid Dunya 4/405)
Namimah adalah salah satu bentuk kejahatan lisan, bahkan namimah (adu domba) lebih dahsyat akibatnya daripada sihir dan lebih berbahaya.
Yahya bin Abi Katsir berkata,
ﺍﻟﻨَّﻤَّﺎﻡُ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻲ ﺳَﺎﻋَﺔٍ ﻣَﺎ ﻻ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﺍﻟﺴَّﺎﺣِﺮُ ﻓِﻲ ﺷَﻬْﺮٍ
“Pelaku namimah bisa merusak hubungan manusia hanya dalam waktu satu jam saja, sedangkan penyihir terkadang perlu waktu sebulan.”