Contoh Khutbah Sholat Idul Fitri 2022 Terbaru Tema Manusia sebagai Ibadullah dan Khalifatullah Fil Ardli

- 26 April 2022, 08:22 WIB
Contoh Khutbah Sholat Idul Fitri 2022 Terbaru Tema Manusia sebagai Ibadullah dan Khalifatullah Fil Ardli
Contoh Khutbah Sholat Idul Fitri 2022 Terbaru Tema Manusia sebagai Ibadullah dan Khalifatullah Fil Ardli /Pexels/Pok Rie.

Orang bijak menyatakan, kehidupan laksana roda berputar, sekali waktu bertengger di atas, waktu lain tergilas di bawah. Kehidupan laksana samudra yang tak pernah sepi dari deburan gelombang. Segala yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan dari Yang Maha Kuasa, tidak ada sesuatupun yang abadi, apalagi yang dapat disombongkan.

Boleh jadi kemarin sebagai penguasa, sekarang hidup dibalik jeruji penjara, kemarin bergelimang harta, saat ini miskin papa, kemarin mereka yang kita cinta masih berkumpul bercengkrama, saat ini telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Itulah lingkaran roda kehidupan dan kita semua sedang berputar bersamanya.

Sungguh betapa amat lemahnya manusia di hadapan kuasa Tuhan. Untuk berhadapan dengan satu makhluk sangat kecil virus corona, meski dengan segala kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi modern saat ini, toh nyatanya tak berdaya.

Sebagai seorang mukmin, kita meyakini bahwa tidak ada peristiwa apapun berlalu dengan sia-sia begitu saja, tapi ia sarat dengan pelajaran dan makna. Tidak ada celah kata menyerah akan tetapi harus tetap optimis menggapai rahmatNya, bekerja keras seraya mengharap pertolonganNya.

Orang mukmin akan terus berusaha menegakkan dakwah, merajut ukhuwah, menebar marhamah dan menjawab segala tantangan kehidupan dengan penuh kesungguhan, karena ia menyadari bahwa segala perbuatan baik adalah wujud pengabdian dan ibadah kepada Rab-nya.

Dalam puasa terkandung pesan ibadah ritual dan sosial sekaligus. Orang yang sedang melaksanakan puasa, ketika merasakan lapar dan dahaga, maka pada saat itulah mereka merasakan, betapa sulit dan pahitnya kehidupan orang-orang yang lemah dan miskin papa, supaya hatinya tergerak dan bangkit menyayangi dan menyantuni mereka. Itulah sebabnya, pada akhir Ramadan kita diwajibkan mengeluarkan zakat sebagai wujud kepedulian dan solidaritas kita untuk menghadirkan kebahagiaan kepada sesama.

Suatu hari, Rasulullah Saw berpidato di atas mimbarnya, maukah kalian aku kabarkan orang yang paling jahat di antara kalian? Para sahabat pun serentak menjawab: Tentu ya Rasulallah. Orang yang paling jahat di antara kalian ialah orang yang kenyang sendirian, yang suka memukul (budak) yang melayani dirinya, dan orang yang menolak pemberian karena keangkuhannya”.

Lalu Rasulullah meneruskan pidatonya, maukah kalian kuberitahu, orang yang lebih jahat dari mereka? Tentu ya Rasulallah. Yaitu, orang yang tidak mau menyelamatkan orang yang sedang tergelincir dan yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.

Lalu, Rasul pun meneruskan pidatonya, maukah aku beritahukan orang yang lebih jahat dari semua itu? Tentu, ya Rasulallah. Yaitu, orang yang suka membenci orang lain dan orang lain pun membenci kepada dirinya. (Kitab Bihar al-Anwar, 75: 186; al-Mukjam al-Kabir, hadis nomor. 10.775).

Idulfitri adalah momentum emas untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan kita dengan saling peduli, berbagi dan menghargai, saling merajut silaturrahmi, menyapa dan memaafkan serta mengaktualisasikan nilai-nilai fitrah dalam perbuatan nyata dan prilaku mulia.

Halaman:

Editor: Andi syahidan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah