Mereka pun tak tahan lagi untuk menahan kesedihannya hingga mereka pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya,
“Wahai, Ibu....! Anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian hari raya kecuali kami, mengapa ibu tidak menghiasi kami...?,” kata Hasan dan Husein.
Fatimah pun hanya mampu menjawab:
“Sesungguhnya pakaian kalian masih di tukang jahit...” katanya.
Inilah Jawaban yang selalu diberikan Fatimah setiap hari ketika Hasan dan Husein kembali bertanya.
Hingga malam hari raya pun tiba,
Hasan dan Husein masih bertanya tentang pakaian baru mereka.
Fatimah pun menangis, sebab sebenarnya ia tak punya uang untuk membelikan pakaian baru bagi mereka.
Tiba-tiba ada seorang yang mengetuk pintu rumah,
Kemudian Fatimah bertanya,
“Siapa...?”.
Orang itu menjawab,
“Yaa putri Rasulullah, aku adalah tukang jahit, aku datang membawa hadiah pakaian untuk putra-putramu”.
Fatimah pun membukakan pintu dan tampak seseorang membawa sebuah bingkisan hadiah dan diberikan ke Fatimah.
Fatimah kemudian membuka isi bungkusan tersebut.
Ternyata isinya adalah sepasang gamis, celana, mantel, surban, dan sepatu hitam yang sangat bagus.
Kemudian ia membangunkan Hasan dan Husein yang sedang tertidur. Setelah bangun ia pakaikan hadiah tersebut pada mereka.