Sikap kasih sayang ini tidak hanya beliau terapkan kepada kawan-kawan (kaum Muslimin saja), tetapi kepada lawanpun beliau senantiasa menunjukkan sikap kasih sayangnya.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal 2022 Menyentuh Hati, Tema: Tetap Shaleh Setelah Ramadhan
Imam Jalaludin Suyuti dalam Kitab Durru Al-Mantsur, Juz 3, hlm 117, menjelaskan bahwa ketika nabi berdakwah kepada orang musyrik Quraisy untuk masuk ajaran Islam, mereka melempar Nabi dengan batu dan debu.
Namun Rasulullah SAW tidak membalas mereka dengan kekerasan dan anarkhisme, Nabi justru mendoakan mereka dengan doa:
اَلَّلهُمَّ اهْدِ قَوْمِى فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُوْنَ
"Ya Allah, mohon berikanlah petunjuk pada kaumku, kerana mereka tidak tahu."
Dalam riwayat lain, Imam Bukhori dalam Shahih Bukhori, Juz 4 hlm 175 meriwayatkan sebuah hadits, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menceritakan prilaku para nabi-nabi terdahulu, ketika mereka dilukai oleh para umatnya, Nabi mendoakan:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ
“Ya Allah, ampunilah umatku, karena mereka tidak tahu.” (HR Bukhari)
Rasulullah SAW dalam membina masyarakat (umatnya) selalu mengutamakan sikap kasih sayang. Bahkan sikap terhadap musuh pun dilandasi dengan kasih sayang, walaupum musuh tersebut melukai nabi hingga berdarah-darah, Nabi memaafkan mereka, bahkan mendoakan agar Allah SWT mengampuni mereka.