Dzikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya.
Dengan banyak dzikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat.
Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.
Agar keimanan orang-orang mukmin semakin kuat dan tidak terpengaruh cercaan orang-orang musyrik, Yahudi, dan munafik kepada Rasulullah atas pernikahan beliau dengan Zainab, Allah berpesan, "Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah kapan dan di mana saja, dengan mengingat di dalam hati maupun dengan dzikir lisan sebanyak-banyaknya agar kamu selalu merasakan kehadiran Allah".***