Sehingga menyampaian pembelajaran akan azab yang ditimpa firaun dan tsamud karena mendustakan Allah dan Rasulnya.
Terkait surat ini, Al Ghazali menceritakan tentang negara yang bermoral dan keteladanan pemimpin, yakni tentang gaya blusukan dan ketakutan Khalifah Umar atas kepemimpinannya yang membiarkan rakyatnya hidup melarat serta makna kezaliman.
Yang mana Al Ghazali mengingatkan bahwa peranan kepemimpinan sangat menentukan kehidupan masyarakat.
Sehingga dalam tausiyahnya mengatakan bahwa rusaknya rakyat karena rusak penguasa dan rusaknya penguasa karena rusak ulamanya.
Yang mana ini ternyata pangkal dari segala kerusakan tersebut adalah para ulama.
Oleh karenanya para ulama harus tegak menjaga fungsinya sebagai pemegang amanah Allah, penjaga waris Nabi-nabi dan penegak politik keadilan.
Sehingga para ulama dan cendekiawan harus bersikap waspada dan jangan menundukkan diri kepada politik kedzaliman.
Bahkan jika dianggap perlu harus mengambil sikap uzlah, menjauhkan diri dari segala soal yang berbau politik dan pemerintahan.
Namun perihal kezaliman penguasa, Al Ghazali membagi dalam 3 macam yaitu: