Teks Khutbah Jum'at Singkat Syaban 1444 H, Tema: Hal yang Sering Dilupakan di Bulan Sya’ban

- 3 Maret 2023, 06:37 WIB
Teks Khutbah Jum'at Singkat Syaban 1444 H, Tema: Hal yang Sering Dilupakan di Bulan Sya’ban
Teks Khutbah Jum'at Singkat Syaban 1444 H, Tema: Hal yang Sering Dilupakan di Bulan Sya’ban /Pixabay

Mengapa puasa? Puasa di bulan Sya’ban menandai tentang kesiapan kita dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Semakin intensif seseorang melaksanakan ibadah di bulan ini, semakin matang pula kesiapannya untuk memasuki bulan Ramadhan.

Di sinilah relevansi makna “jalan di atas bukit” bulan Sya’ban. Bulan Sya’ban menjadi jalan mendaki untuk meraih puncak kemuliaan yang tersedia di bulan Ramadhan. Rasulullah sendiri bersabda bahwa beliau ingin ketika amal kebaikan diangkat, beliau sedang dalam kondisi berpuasa.

Dengan demikian, kata kunci penting dalam hal ini adalah “kesiapan”. Kata ini pula yang sering diabaikan tatkala kita memasuki bulan Sya’ban. Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan rohani untuk menerima suasana paling sakral dari bulan paling suci, yakni Ramadhan. Sehingga, kesiapan lebih berorientasi spiritual, ketimbang material.

Mungkin kita lihat perubahan suasana di sekeliling kita saat bulan Sya’ban tiba. Pusat-pusat perbelanjaan kian ramai, tiket-tiket stasiun atau pesawat dengan cepat ludes terbeli, jumlah belanja bahan pokok meningkat, dan lain sebagainya. Semua ini mungkin bisa disebut persiapan, tapi dalam pemaknaan yang sangat material, bukan spiritual.

Sidang Jum'at rahimakumullah

Dengan demikian, kita menyaksikan bahwa bukan hanya bulan Sya’ban yang dilupakan, bahkan makna bulan Sya’ban itu sendiri juga tak jarang diabaikan begitu saja. Kondisi duniawi kerap menyibukkan kita dengan hal-hal yang tak terlalu substansial. Tradisi atau “ritus” budaya tahunan sering menjauhkan kita pada kedalaman rohani yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari kita.

Yang tak kalah penting dicatat adalah bahwa bulan ini mengandung pertengahan spesial yang dikenal dengan “Nisfu Sya’ban”. Secara harfiah, Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban. Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan).

Menurut Imam al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT menganugerahi sepertiga syafaat kepada hamba-Nya dan seluruh syafaat secara penuh pada malam ke-14. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.

Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam Nisfu Sya’ban. Maksud menghidupkan malam di sini adalah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam Nisfu Sya’ban.

Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab doa orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Halaman:

Editor: Nahrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah